Terkini Nasional
Sebut Sederet Momen Kemarahan Jokowi, Effendi Gazali Ungkit Wacana Reshuffle: Misalnya Kemenkes
Pakar komunikasi politik Effendi Gazali turut menanggapi satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pakar komunikasi politik Effendi Gazali turut menanggapi satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Rabu (20/10/2020).
Diketahui sebelumnya Jokowi sempat menyebutkan wacana merombak kabinet (reshuffle), terutama terkait penanganan pandemi Covid-19.
Baca juga: Kritik Pemerintahan Jokowi, Rizal Ramli Pertanyakan Peran Maruf Amin: Antara Ada dan Tiada
Menanggapi hal itu, Effendi menyinggung ancaman itu tidak hanya dilontarkan sekali-dua kali, melainkan tiga kali dalam pidato kemarahan Jokowi.
"Ini sudah tiga kali lebih setidaknya catatan saya bahwa Bapak Presiden itu marah, 18 Juni, 13 Juli, dan 27 Juli," papar Effendi Gazali.
Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan tidak akan segan mengambil langkah reshuffle jika memang diperlukan.
Ancaman itu ia lontarkan kepada jajaran kabinetnya yang dirasa tidak tanggap menangani situasi darurat pandemi Covid-19.
Setelah berulang kali marah, pernyataan Jokowi ini dinilai menimbulkan spekulasi di masyarakat.
"Kita semua berspekulasi diganti atau tidak, diganti atau tidak," komentarnya.
Pakar politik itu menilai sudah bukan saatnya lagi reshuffle menjadi sekadar ancaman, tetapi harus ditegaskan dalam suatu keputusan.
Ia menambahkan, meskipun reshuffle tidak jadi dilakukan, harus ada evaluasi khusus.
Baca juga: Demo 1 Tahun Jokowi-Maruf Amin, Ini Isi Orasi BEM SI, Turut Sindir UU Cipta Kerja: Negeri Dongeng
"Saya rasa, kalau berbasis komunikasi publik ini, memang sudah selayaknya kali ini dilakukan keputusan. Kalau memang mau diganti, itu hak prerogatif presiden," papar Effendi.
"Kalau tidak, kita lakukan perbaikan mendasar," tambah dia.
Ia memberi contoh pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dipimpin Menteri Terawan Agus Putranto.
Kemenkes banyak disorot terkait perannya dalam penanganan Covid-19.
Meskipun tidak menunjuk satu tokoh yang harus bertanggung jawab, ia menilai harus ada perbaikan mendasar di Kemenkes.
"Saya mau langsung saja memberi contoh. Misalnya Kementerian Kesehatan," ungkap Effendi.
Ia menilai Kemenkes seakan terputus kerja sama dengan institusi terkait, seperti para ahli epidemiolog, virolog, pakar kesehatan masyarakat, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam menanggulangi Covid-19.
"Saya tidak akan menyebut nama-nama tertentu, tapi untuk perbaikan, misalnya perlu jelas kerja sama antara Menteri Kesehatan dengan Council Kedokteran Indonesia yang harus ditegakkan berdasarkan undang-undang yang ada," papar Effendi.
Lihat videonya mulai menit 3.00:
Rizal Ramli Pertanyakan Peran Wapres Ma'ruf Amin
Ekonom senior Rizal Ramli memberikan kritikan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Ma'ruf Amin.
Dilansir TribunWow.com, Rizal Ramli mempertanyakan peran yang dilakukan oleh Ma'ruf Amin dalam mengemban jabatan sebagai wakil presiden.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Pada Mahfud MD, Rizal Ramli Soroti Cara Penangkapan Aktivis KAMI, Bandingkan dengan Era Soeharto
Dalam kesempatan itu, Rizal Ramli mengatakan lebih setuju menyebut bahwa masa pemerintahan Jokowi saat ini adalah yang keenam tahun bukan satu tahun karena sudah memasuki periode kedua.
Masa pemerintahan satu tahun ketika berganti pasangan dari Jusuf Kalla menjadi Ma'ruf Amin.
"Saya diundang ke sini untuk satu tahun pemerintahan Jokowi, saya juga bingung, bukannya udah enam tahun," ujar Rizal Ramli.
"Memang satu tahun bersama Pak Ma'ruf," imbuhnya.
Menyinggung soal Ma'ruf Amin, dirinya justru memberikan sorotan tajam kepada mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Rizal Ramli mempertanyakan keberadaan dari Ma'ruf Amin selama satu tahun menjadi orang penting nomor dua di Tanah Air.
"Cuman Bapak Wakil Presiden kita ini antara ada dan tiada," kata Rizal Ramli.
"Kayak pelengkap doang, jadi memang enggak bisa dihindari, kita harus analisa pemerintahan Jokowi tahun keenam," jelasnya.
Baca juga: Tak Takut meski Aktivis KAMI Ditangkap, Gatot: Bukan Sombong, Tapi karena Saya Mantan Panglima TNI
Mantan Menko Kemaritiman itu lantas mengungkapkan kondisi yang terjadi selama enam tahun Jokowi memimpin Republik ini, khususnya berkaitan dengan ekonomi.
Meski diakui ada persoalan besar pada tahun ini yakni pandemi Covid-19 sehingga menggangu laju ekonomi, Rizal Ramli mengklaim persoalan ekonomi sudah terjadi sejak sebelum itu.
"Dalam tahun keenam ini di luar sebelum Covid-19, sebetulnya sudah ada indikasi berbagai indikator ekonomi itu merosot sejak satu setengah tahun yang lalu," ungkap Rizal Ramli.
"Kami berkali-kali katakan awas, lampu kuning, bisa lampu merah, karena primary balance itu negatif. Artinya buat bayar bunga utang saja harus ngutang," jelasnya.
"Tax ratio termasuk paling rendah, jaman saya menko tahun 2000 tax ration GDP itu 11,5 persen, hari ini 2019 10 persen, tahun ini mungkin karena Covid-19 jadi 8 persen," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)