UU Cipta Kerja
Buka Suara soal Penganiayaan Polisi, Petinggi KAMI Ungkit Massa Berbaju Hitam Lempari Batu
Brigadir A mengalami luka robek di bagian kepalanya seusai menjadi korban penganiayaan di posko kesehatan yang didirikan oleh relawan KAMI.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Sampai saat ini Brigadir A masih dirawat di rumah sakit akibat dianiaya oleh sejumlah orang, di sebuah rumah di Jalan Sultan Agung Nomor 12 Kota Bandung yang merupakan posko kesehatan yang didirikan oleh relawan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Kejadian itu terjadi bertepatan dengan aksi penolakan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, pada Kamis (8/10/2020) lalu.
Presidium KAMI Jabar, Sofyan Sjahril membantah adanya aksi penyekapan terhadap korban.

Baca juga: Kepala Brigadir A Robek Dianiaya, Petinggi KAMI Bantah Korban Disekap: Ada yang Kesal dan Marah
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/10/2020), pada saat itu, korban memakai pakaian preman, sehingga tidak ada yang mengetahui bahwa korban ternyata merupakan seorang polisi.
Saat situasi memanas setelah korban tiba di tempat kejadian perkara (TKP), Sofyan mengatakan ketegangan berhasil diredam oleh koordinator lapangan Kemanusiaan Mayjen TNI Purn Robby Win Kadir yang juga merupakan seorang petinggi KAMI.
Namun ketika masalah dengan Brigadir A selesai, di luar posko ternyata sudah ramai orang.
Robby mengatakan, saat itu ia melihat ada banyak orang berpakaian serba hitam membawa pentungan sembari berteriak-teriak.
Di belakang massa berbaju hitam nampak sejumlah petugas kepolisian.
Massa berbaju hitam itu disebut, juga melempari posko kesehatan menggunakan batu.
Sofyan mengatakan, Robby kemudian pergi ke luar posko untuk bernegosiasi dengan massa.
"Korlap medis Pak Robby Mayor Jenderal TNI Purnawirawan. Kalau nggak diselamatkan dia, bisa hancur nih rumah. Akhirnya dia (Robby) keluar dan bilang, 'Saya Jenderal Purnawirawan, mohon adik-adik polisi saya mau negosiasi'. Akhirnya tim medis dikumpuli," ucap Sofyan menirukan kata-kata Robby kala itu.
Sofyan sendiri mengaku tidak tahu menahu siapa identitas kelompok berbaju hitam tersebut.
Berdasarkan kronologi yang ia ceritakan, Sofyan membantah Brigadir A sempat disekap.
"Jadi sekarang itu kita menyekap, itu tak benar."
"Itu diselamatkan Pak Robby, dan itu berlangsung cepat setelah dilerai, disuruh keluar."