UU Cipta Kerja
Mahfud MD Tak Heran Publik Nilai SBY Unggul dibanding Jokowi: Selalu Disalahkan Pemerintah yang Baru
Mahfud MD tak merasa aneh apabila Presiden Jokowi selalu dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya, bahkan dianggap lebih buruk.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Pasti begitu lagi."
Pria kelahiran Sampang itu lanjut mengambil conoth bagaimana pada era Presiden Gus Dur, kemudian Presiden Megawati, mereka juga mengalami hal yang sama.
"Dulu ketika Gus Dur juga begitu, ketika Mbak Mega begitu, itu biasa saja," kata Mahfud.
Mahfud tak heran, apabila presiden yang menjabat selalu dibandingkan dengan presiden sebelumnya.
"Kayak Pak Harto kan dipuji-puji lagi sekarang, 'Enak zaman ku to'," kata Mahfud.
"Nanti semua yang sudah itu dikenang dengan kebaikan."
Mahfud meyakini ketika tiba saatnya nanti, masyarakat akan mengenang kebaikan yang diperbuat pemerintah.
"Nanti sesudah selesai dikenang kebaikannya," tandasnya.
Baca juga: Ngaku Buru-buru Hadir di Mata Najwa, Mahfud MD: Nanti Kamu Wawancara dengan Kursi Kosong Lagi
Simak video selengkapnya mulai menit ke-7.57:
SBY Tak Masuk Daftar Nama Aktor Rusuh
Sebelumnya perhatian publik sempat tertuju kepada curhat Mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengeluhkan bagaimana dirinya dituding menjadi dalang aksi rusuh penolakan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta kerja.
Bahkan sejumlah politisi Partai Demokrat seperti Benny k Harman hingga Andi Arief, menuntut pemerintah memberikan klarifikasi soal tudingan SBY mendalangi demo.
Menanggapi semua hal itu, Menko Polhukam Mahfud MD merasa heran, lantaran pemerintah justru sama sekali tidak pernah menuding SBY sebagai aktor kericuhan.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud lewat acara Mata Najwa, Rabu (14/10/2020).
Mahfud merasa tidak perlu ada yang diklarifikasi karena pemerintah memang tidak pernah menuding SBY.
"Apa yang mau saya jawab? Saya sudah diminta klarifikasi," kata dia.