Terkini Internasional
Warga Protes hingga Adang Mobil Raja, Pemerintah Thailand Keluarkan Dekrit Darurat Larang Kerumunan
Tanggapi serangkaian protes yang terjadi di Bangkok, Pemerintah Thailand mengumumkan dekrit darurat.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Tanggapi serangkaian protes yang terjadi di Bangkok, Pemerintah Thailand mengumumkan dekrit darurat.
Dekrit itu termasuk melarang kerumunan dan pembatasan pada media.
Sebuah pengumuman yang dibacakan oleh polisi dalam siaran televisi menyatakan "banyak kelompok-kelompok orang telah mengundang, menghasut dan melakukan pertemuan di tempat-tempat umum yang melanggar hukum di Bangkok".
Baca juga: Di Mata Najwa, Benny K Harman Ungkap UU Cipta Kerja Harusnya Batal: Kita Menyetujui RUU Hantu
Dikatakan langkah-langkah penting diperlukan untuk "menjaga perdamaian dan ketertiban".
Para pengunjuk rasa telah menyerukan pembatasan kekuasaan raja dan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Pengumuman yang ditayangkan di televisi pemerintah itu mengatakan pengunjuk rasa telah "memicu kekacauan dan keresahan publik".
Pengumuman itu menyebut bahwa pengunjuk rasa yang menghadang iring-iringan kerajaan pada hari Rabu sebagai alasan keputusan tersebut.
Para pengunjuk rasa, yang didorong mundur oleh jajaran polisi, memberikan hormat tiga jari yang telah menjadi simbol gerakan protes saat ratu berada di dalam kendaraan yang menelusuri Bangkok.
Keputusan darurat itu mulai berlaku pada pukul 04:00 waktu setempat pada hari Kamis (15/10/2020).
Pembatasan Terhadap Media
Selain membatasi perkumpulan hingga maksimal empat orang, keputusan tersebut membatasi media.
Yaitu, melarang "publikasi berita, media lain, dan informasi elektronik yang berisi pesan yang dapat menimbulkan ketakutan atau sengaja memutarbalikkan informasi, sehingga menimbulkan kesalahpahaman yang akan memengaruhi keamanan atau perdamaian nasional dan ketertiban ".
Keputusan itu juga memungkinkan pihak berwenang untuk menghentikan orang-orang memasuki "daerah mana pun yang mereka tunjuk", menurut laporan kantor berita Reuters.
Gerakan protes yang dipimpin oleh mahasiswa, yang dimulai pada Juli dan terus berkembang, telah menjadi tantangan terbesar dalam beberapa tahun terakhir bagi penguasa Thailand.
Serangkaian protes selama akhir pekan di ibu kota adalah beberapa yang terbesar dalam beberapa tahun, dengan ribuan menentang pihak berwenang untuk berkumpul dan menuntut perubahan.