UU Cipta Kerja
Dahlan Iskan Beri Saran Nama yang Lebih Tepat untuk UU Cipta Kerja: Saya Setuju Blak-blakan Saja
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengungkapkan pandangannya terkait lahirnya Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Kalau saya lebih setuju dengan blak-blakan saja: UU Peroketan Perekoniman Nasional atau nama lain yang lebih jujur," sarannya.
"Tapi politik memang mengajarkan: jujur saja tidak cukup, harus pandai juga berkelit," tutup pria berkaca mata ini.
Dahlan Iskan: Politik Paling Kuat selama 22 Tahun Terakhir
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan memberikan sindiran halus kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip TribunWow.com dari laman Disway.id, Sabtu (10/10/2020), Dahlan Iskan mengatakan bahwa kekuatan politik pemerintahan Jokowi lebih kuat dibandingkan era presiden sebelum-sebelumnya, termasuk pada kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode.
Bahkan menurutnya, kekuatan politik pemerintahan saat ini paling kuat selama 22 tahun terakhir.

Baca juga: Banggakan Jokowi soal UU Cipta Kerja, Luhut Pandjaitan: Lebih Baik Dari Penguasa-penguasa Lalu
"Dari segi politik, inilah pemerintahan paling kuat selama 22 tahun terakhir," ujar Dahlan Iskan.
Dijelaskan Dahlan Iskan, mulai dari Presiden BJ Habibie, tidak ada yang bisa menandangi kekuatan politik pemerintahan Jokowi dengan dukungan Partai PDI Perjuangan (PDIP).
Menurutnya keunggulan dari BJ Habibie hanya pada kapasitasnya dengan bukti yang paling terlihat adalah mampu menguatkan nilai rupiah dari Rp 17 ribu per dolar menjadi Rp 8 ribu per dolar.
Namun dikatakannya BJ Habibie tidak mempunyai kekuatan politik yang kuat.
Hal itulah yang dinilai membuat BJ Habibie tidak bisa bertahan lama menjabat sebagai presiden.
"Memang BJ Habibie bisa menguatkan rupiah dari Rp 17 ribu per dolar menjadi Rp 8 ribu per dolar hanya dalam waktu kurang dari dua tahun," ungkap Dahlan Iskan.
"Tapi pemerintahannya hanya seumur jagung. Secara kapasitas begitu kuat Habibie, tapi secara politik begitu rapuh," imbuhnya.
Sementara itu untuk presiden selanjutnya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur maupun Megawati Soekarnoputri, Dahlan Iskan tidak menampik basis dukungan yang dimiliki.
"Gus Dur dan Megawati begitu kuat dari segi basis pendukung. Megawati begitu kuat bersandar pada proklamator legendari yang juga ayah biologi-ideologis. Gus Dur begitu kuat basis kulturnya," jelasnya.
Baca juga: Jelaskan soal UU Cipta Kerja ke Gubernur, Jokowi: Menyediakan Lapangan Kerja Sebanyak-banyaknya