Breaking News:

UU Cipta Kerja

Demo di Solo Raya Berakhir Ricuh, Pendemo Ada yang Masuk Sumur Sedalam 10 Meter hingga Salah Tangkap

Demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja bertajuk #SoloRayaMenggugat terjadi di beberapa titik di Solo Raya, Kamis (8/10/2020).

TribunSolo.com/Adi Surya
Mobil Satpol PP Sukoharjo yang dibakar massa saat demo menolak Omnibus Law di kawasan Tugu Kartasura di Jalan Raya Solo-Semarang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (8/10/2020). 

"Itu pas Maghrib. Dari arah (Toko) Laris tahu-tahu lari menuju rumah Pak RT sini, terus ke arah kebun," kata Agus, Kamis (8/10/2020).

Tak berselang lama, Agus mendengar teriakan minta tolong yang bersumber dari arah sumur.

"Teriak tolong-tolong. Sebenarnya saya sudah firasat ada yang tercebur sumur," ujar dia.

Kemudian polisi dan tim penolong datang coba mengevakuasi orang tersebut dengan meminjam tali kepada Agus.

Agus sempat berpesan jangan langsung masuk ke sumur dikhawatirkan ada gas beracun.

Pasalnya,sumur itu sudah tidak terpakai selama bertahun-tahun.

"Namun talinya sudah diturunkan untuk evakuasi. Orang itu berhasil dievakuasi. Kurang lebih 30 menit ada," ujar Agus.

Agus menungkapkan orang tersebut mengalami patah kaki kanan dan langsung mendapatkan pertolongan pertama.

"Kemudian dibawa ke rumah sakit. Rumah sakitnya mana, saya tidak tahu," tandasnya.

Baca juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Tahap Kedua Bakal Disalurkan Mulai Pekan Ini, Lengkapi Persyaratannya

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan temui massa aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020) malam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan temui massa aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020) malam. (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

5. Ketua Peradi Solo Badrus Zaman Alami Salah Tangkap

Ketua Perhimpunan Advokad Indonesia (Peradi) Solo, M Badrus Zaman mengalami salah tangkap di sekitaran Pasar Kleco, Kota Solo Kamis (8/10/2020) malam.

Ia mengaku sempat digelandang dan hampir diangkut ke mobil polisi.

Disampaikan oleh Badrus, jika kejadian tersebut berlangsung sekira pukul 19.30 WIB.

"Saya tadi mau ke Kleco, kemudian saya duduk di seberang jalan dari arah sana (Pasar Kleco) petugas meminta pergi," katanya.

"Setelah itu polisi mendatangi saya dan bertanya ingin merebut hp saya," imbuhnya.

Usai didatangi, Badrus lantas ditanyai sekira 10 personel kepolisian.

Tak hanya bertanya, aku Badrus ia juga sempat hampir digelandang paksa oleh petugas kepolisian.

"Banyak polisi yang menarik, sekitar 10 polisi ada yang berseragam dan ada yang tidak," paparnya.

"Saya melawan untuk diangkut," tegasnya.

Badrus lantas dilepaskan setelah petugas memeriksa hp dan mengecek identitasnya.

"Ini kalau sama saya saja begini apalagi kalau masyarakat biasa," protes dia.

"Tidak profesional," tandasnya.

Usai kejadian salah tangkap tersebut, Badrus bakal menuntut pihak kepolisian, khususnya Polresta Solo.

"Kita akan audiensi dengan Kapolres Surakarta, karena tadi saya melihat Kasat Sabhara, kita akan menuntut untuk meminta maaf," paparnya.

"Kita sama-sama satu profesi," tutup dia.

6. Pagar Toserba Laris Roboh dan Rusak

Toserba Swalayan Laris menjadi satu toko yang terkena imbas kericuhan itu.

Pintu masuk toko  sampai dirobohkan massa aksi bertajuk #SoloRayaMenggugat itu.

Dari pantauan TribunSolo.com, pintu tersebut sudah dibenahi sejumlah aparat sekira pukul 20.15 WIB.

Meski begitu, pintu tersebut masih tampak doyong.

Tak hanya doyong, toko-toko di seputaran kawasan kericuhan juga tutup lebih awal.

Meski buka, pemilik toko hanya berani membukanya setengah pintu, termasuk toko milik warga berinisial H.

"Tadi saya diberitahu polisi. Disuruh tutup lebih awal. Diberitahu kalau akan ada aksi. Itu sekira pukul 15.00 WIB," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (8/10/2020).

Meski telah dihimbau, H masih berusaha buka dan hanya menutup pintu tokonya setengah.

"Tadi banyak yang beli. Belinya rokok sama botol air mineral," ujarnya.

Dia kemudian baru menutup rapat tokonya sekira pukul 17.00 WIB.

"Tadi langsung ditutup, terus dengar suara petasan," ucapnya. 

7. Potret Polisi yang Baru Bisa Makan Usai Berjam-jam Amankan Demo 

Personel polisi yang menyantap makan sesuai mengamankan demo Omnibus Law di kawasan Tugu Kartasura di Jalan Raya Solo-Semarang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (8/10/2020).
Personel polisi yang menyantap makan sesuai mengamankan demo Omnibus Law di kawasan Tugu Kartasura di Jalan Raya Solo-Semarang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (8/10/2020). (TribunSolo.com/Ilham Oktafian)

Ratusan personel kepolisian baru saja menikmati waktu istirahatnya di Tugu Kartasura Kamis (8/10/2020) malam pukul 20.30 WIB.

Tampak terlihat mereka tengah menyantap makanan dengan lahap seusai mengamankan demo #SoloRayaMenggugat di Jalan Raya Solo-Semarang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

Pemandangan tersebut terlihat mengingat berjam-jam mereka harus menahan lapar sejak siang tadi.

Tak hanya menahan lapar, mereka pun menahan gempuran batu yang dilemparkan massa aksi saat terjadinya demonstrasi yang berakhir ricuh.

Seperti diketahui jika demonstrasi yang terjadi di pertigaan Kartasura berujung ricuh usai pendemo melempari petugas dengan batu.

Para personel kepolisian yang berjaga tampak terkena lemparan botol mineral dan batu.

Tak sedikit dari mereka yang dirawat dan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas sendiri membenarkan tersebut saat ditemui TribunSolo.com usai pembubaran personel.

"Masih kita inventaris," katanya singkat. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "7 Fakta Aksi Tolak UU Cipta Kerja di Solo Raya, Ada Demonstran Tercebur Sumur karena Panik."

Sumber: Tribun Solo
Tags:
UU Cipta KerjademoSolo#SoloRayaMenggugatUnjuk rasa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved