Terkini Nasional
Cerita Cucu Jenderal dan Dalang Peristiwa G30S, Tak Mau Mewarisi Konflik hingga Kesal pada Negara
Para cucu jenderal maupun orang yang terlibat sejarah peristiwa 30 September 1965 memberikan pandangan lain soal peristiwa itu.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Di sisi lain, Fico, cucu Murad Aidit, yang belasan tahun dibuang ke Pulau Buru karena dituding terlibat gerakan G30S/PKI, mengingat saat-saat dia pertama kali mendengar soal peristiwa '65, yakni di bangku sekolah dasar.
Dia mengatakan beberapa kali melihat foto kakeknya dengan mantan presiden Sukarno hingga Mohammad Hatta, yang nama-namanya dipelajari dalam buku sekolah.
"Lalu mulai masuk bab PKI, terus kayaknya jahat banget PKI bunuh-bunuh jenderal. Ya ampun... 'Jadi PKI ini apa bu'?" ujar Fico, meniru pembicaraan dengan gurunya saat itu.
"Yang saya ingin tanya 'kenapa partai-partai itu bisa ada senjata buat bunuh-bunuh jenderal seperti yang ibu jelaskan?' Ibu gurunya nggak bisa jawab."
Ia bertanya pada ibunya, Poppy Anasari, putri Murad Aidit, tentang itu.
• Mengaku Banyak Teman yang Kecewa dengan Sikapnya di BUMN, Erick Thohir: Enggak Sebaik Dulu
Namun, ibunya memintanya bertanya langsung kepada kakeknya. Di situlah Murad bercerita.
"Waktu diceritain kakek, bingung pasti ada… Lho kok nggak kayak yang diterangin sama guru aku di sekolah?
"Ada masa di mana pelajaran sejarah isinya debat-debat saya sama wali kelas saya saja. Justru teman-teman bingung, 'Ini apa sih?' 'Dia tahu dari mana?'
"Saya dianggap sotoy (sok tahu) sama teman-teman sekolah."
'Kakek saya nggak salah dihukum'
Fico sendiri menceritakan bahwa menurut yang dia dengar dari Murad Aidit, kakeknya itu tidak aktif berpolitik. Dia hanya bergabung di komunitas seni, kemungkinan Lekra, kata Fico.
Ia menceritakan kakeknya saat itu belajar di Rusia dengan uang dari kakaknya, DN Aidit, kemudian dipanggil pulang, "katanya mau dijadikan menteri".
Namun, alih-alih jadi menteri, saat di bandara Jakarta, Murad ditangkap. Ia dibawa ke Bogor kemudian dipindahkan ke Bandung.
"Pas perpindahan di jalan (para tahanan) disuruh pipis. Instingnya (kakek saya) 'jangan pipis'.
"Teman-temannya yang pada pipis ditembakin dan [petugas] laporan ke atas 'mereka coba kabur'... Keras juga ya."