Terkini Nasional
Didepak Prabowo dari Gerindra, Arief Poyuono Pindah Haluan Dukung Gatot Nurmantyo di Pilpres 2024
Politisi Arief Poyuono dipastikan tidak akan lagi menduduki jabatannya sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Gatot Merasa Sumpahnya Terusik dan Bentuk KAMI: Saya Punya Utang
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya membentuk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Zoom In di TvOne, Jumat (21/8/2020).
Diketahui sejumlah tokoh nasional terlibat dalam deklarasi KAMI yang diselenggarakan pada Selasa (18/8/2020) lalu di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

• Tegaskan KAMI Tidak Menakutkan, Gatot Nurmantyo: Seolah-olah Menakutkan Padahal Memperbaiki
Gatot menuturkan, titik awal yang membuatnya merasa gelisah dengan kondisi bangsa adalah ketika dicanangkan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
"Tiba-tiba begitu ada isu yang saya cek ternyata benar tentang HIP. Itu ternyata saya masih punya utang," ungkap Gatot Nurmantyo.
Ia memberi penjelasan dengan mengibaratkan proklamasi yang dibacakan Ir Soekarno.
"Kemarin pada saat 17 Agustus, proklamator kita mengatakan 'Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan'," jelasnya.
Keesokan harinya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara.
Mantan Pangkostrad itu menjelaskan setelah ada dasar negara, maka syarat sebuah negara dapat dibentuk telah terpenuhi.
"Itu berarti bahwa kita belum ada negara, jadi hanya rakyatnya saja yang menyatakan kemerdekaan. Besoknya baru ada UUD 1945 dengan Pancasila sebagai dasar," kata Gatot.
Ia menyoroti isi RUU HIP yang disebut akan meringkas Pancasila menjadi tiga sila.
• Gatot Nurmantyo Deklarasikan KAMI di Solo, Said Didu: Menyelamatkan NKRI dari Tempatnya Pak Jokowi
Menurut mantan Kasad ini, makna dasar negara menjadi berubah jika diringkas seperti itu.
"Pancasila sebagai dasar negaranya akan diubah menjadi tiga sila, bahkan ekasila. Maka dasar negara ini 'kan hilang," terang Gatot.
Pria 60 tahun itu lalu menjelaskan aksinya sekarang sebagai bagian dari sumpah saat tergabung menjadi abdi negara.