Cerita Selebriti
Dakwaan Tak Dibacakan Penuh, Jerinx saat Sidang 'Kacung WHO': Saya Salah Apa, Membubarkan IDI?
Musisi I Gede Ari Astina alias Jerinx mempertanyakan kesalahan apa yang diperbuatnya sampai dakwaan tidak dibacakan secara penuh.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Musisi I Gede Ari Astina alias Jerinx mempertanyakan kesalahan apa yang diperbuatnya sampai dakwaan tidak dibacakan secara penuh.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube PN Denpasar, Selasa (22/9/2020).
Diketahui Jerinx menjalani perkara dugaan pencemaran nama baik dengan menyebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai 'kacung WHO' dalam unggahan di media sosialnya.

• Permintaan Jerinx saat Sidang Online Ditolak, Reaksi Kuasa Hukum: Hilang Keadilan yang Hakiki
Setelah mendengar dakwaan yang dibacakan sampai kedua kalinya, drummer Superman Is Dead (SID) ini bertanya.
Ia merasa ada kejanggalan dalam pembacaan dakwaan tersebut, karena alat bukti berupa unggahan di akun Instagram-nya tidak dibacakan seluruhnya.
"Kenapa status saya tersebut tidak dibacakan secara penuh, unggahan saya tersebut yang, maaf, ada kata 'kacung'-nya," singgung Jerinx.
"Kenapa tidak dibaca secara full dan tidak diartikan secara penuh?" tanya musisi kelahiran Kuta, Bali ini.
Pertanyaan berikutnya terkait dampak tindakannya terhadap IDI.
Diketahui pihak pelapor dalam kasus tersebut adalah IDI.
Jerinx mempertanyakan pengaruh yang ia miliki sehingga harus berkasus dengan IDI.
"Kedua, sebenarnya salah saya apa, sih? Apakah saya punya kapasitas membubarkan IDI?" tanya Jerinx.
Majelis Hakim kemudian memberikan penjelasan bahwa saat ini Jerinx masih berstatus terdakwa, sehingga belum ditetapkan apa kesalahannya.
• Pihak Jerinx Kirim Surat Keberatan soal Sidang Online: Di Tengah Perdebatan Layar Mati, Suara Hilang
"Soal kesalahan Saudara itu soal pembuktian, belum Saudara dinyatakan bersalah, jadi itu menyangkut pembuktian," jelas Majelis Hakim.
Diketahui Jerinx menyebut IDI sebagai 'kacung WHO' dalam satu unggahannya pada 13 Juni 2020.
Kata-kata itu terlontar setelah ada kasus seorang ibu yang kehilangan bayinya karena harus menjalani prosedur rapid test sebelum persalinan.
"Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan Rumah sakit dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan tes Covid-19," tulis Jerinx melalui akun @jrxsid.
"Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil tes-nya bikin stres dan menyebabkan kematian pada bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab," lanjutnya.
Selanjutnya ia juga mengunggah tulisan lain yang meragukan pemberitaan terkait meninggalnya dokter akibat Covid-19.
Musisi 43 tahun itu bahkan menduga ada konspirasi di balik pandemi Covid-19
Tulisan itu ia unggah pada 15 Juni 2020.
"Tahun 2018 ada 21 Dokter Indonesia yang meninggal. Ini yang terpantau oleh media saja ya," tulis Jerinx.
"Sayang ada konspirasi busuk yang mendramatisir situasi seolah-olah dokter meninggal hanya tahun ini agar masyarakat ketakutan berlebihan terhadap Covid-19."
"Saya tahu dari mana? Silakan salin semua link yang ada di foto, post di FB/IG anda, lalu lihat apa yang terjadi!"
"Masih bilang Covid-19 bukan konspirasi?"
Lihat videonya mulai menit 47:00
Walkout Saat Sidang Online Perdana
Drummer Superman Is Dead (SID) I Gede Ari Astina alias Jerinx walkout saat menjalani sidang pembacaan dakwaan.
Seperti diketahui, ia diduga mengeluarkan ujaran kebencian dengan menyebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 'kacung WHO'.
Dilansir TribunWow.com, awalnya sidang tersebut digelar secara daring pada Kamis (10/9/2020) di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
• Soal Jerinx Walkout Sidang Online, Pengacara Laporkan Majelis Hakim: Lihat Dokumen Saja Tidak Bisa
Sebelum dimulai, Jerinx meminta pengadilan dilakukan secara tatap muka.
Diketahui agenda sidang tersebut adalah pembacaan surat dakwaan oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Jujur saya keberatan dengan sidang online ini. Saya merasa hak-hak saya sebagai warga dirampas dan kurang fair," kata Jerinx, dikutip dari Tribun-Bali.com.
Musisi asal Kuta, Bali ini meminta sidang ditunda sampai dapat dilakukan secara tatap muka.
Setelah sidang berlangsung, mulai terjadi gangguan jaringan yang membuat audio terputus-putus.
Selain itu gambar yang tampak di layar tampak buram.

Hakim Ketua Adnya Dewi kemudian menjelaskan pengadilan berkomitmen melakukan sidang secara daring.
Jerinx tetap keberatan dengan alasan tersebut.
Ia akhirnya memberi ucapan terakhir sebelum memutuskan walkout.
• Beri Tanggapan terkait Kasus Jerinx SID, Ahmad Dhani Bandingkan dengan Kasusnya: Gua Bukannya Belain
"Sekali lagi mohon maaf Yang Mulia, saya tetap menolak sidang secara online karena saya merasa hak-hak saya tidak diwakili sepenuhnya melalui sidang ini," tegasnya.
Penabuh drum ini juga beralasan penilaian atas dirinya tidak akan bisa dijatuhkan dengan tepat jika hanya dilihat melalui layar.
Ia berpendapat hasil dakwaan nantinya akan menjadi kurang adil.
"Karena Yang Mulia tidak melihat gestur saya, Yang Mulia tidak bisa membaca bahasa tubuh saya. Sehingga kemungkinan keputusan-keputusan yang diambil nanti bisa jadi kurang tepat. Terima kasih Yang Mulia," ungkapnya.
Setelah terjadi adu argumen sengit antara majelis hakim dan tim kuasa hukum, akhirnya Jerinx menyatakan akan walkout.
Dalam tayangan di kanal YouTube Tribun Bali, Jerinx juga khawatir telekonferensi tersebut dapat dimanipulasi.
Maka dari itu ia meminta sidang tetap dilakukan secara tatap muka.
"Siapa yang tahu itu manusia? Sekarang 'kan ada teknologi deepfake segala macam," ungkit suami Nora Alexandra ini.
"Silakan di-Google, Anda bisa menciptakan orang siapa saja di layar monitor. Manipulasi itu bisa terjadi," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)