Virus Corona
Tolak PSBB di Jakarta, Ini 2 Alasan Orang Terkaya di Indonesia Budi Hartono Kirim Surat: Tak Efektif
Pengusaha sekaligus satu dari orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono, tegas menolak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Dalam surat yang sama, ia mengutip pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang alasan PSBB perlu diterapkan kembali.
Kedua alasan itu sesuai dengan yang dikritik Budi Hartono, yakni terkait pertumbuhan kasus positif dan ketersediaan fasilitas kesehatan.
"Semakin besarnya kasus positif Covid-10 di masyarakat di DKI Jakarta."
"Kapasitas rumah sakit di DKI Jakarta akan mencapai maksimum kapasitasnya dalam jangka dekat."
*Hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi terkait surat yang tertuliskan nama Budi Hartono tersebut.
Tanggapan Pengamat: Anies Memancing Kontroversi
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah memberikan pandangannya terkait polemik atas kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kebijakan dari Anies Baswedan yang menyatakan akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuai pro dan kontra.
Bahkan dari pemerintah pusat sendiri melalui para menteri, banyak yang menentang kebijakan dari Anies tersebut dengan alasan akan berdampak pada perekonomian.
• Yakini Anies Sudah Koordinasi dengan Pusat soal PSBB, Geisz: Kita Itu Mau Bersinergi Enggak Sih?
• Anies Ditentang Para Menteri Jokowi dan Diminta Dinonaktifkan, Rocky Gerung: Apa Inisiatif Presiden?
Dilansir TribunWow.com, Trubus mengatakan bahwa kebijakan dari Anies memang kerap bersifat kontroversi.
Menurutnya kebijakan yang dikeluarkan oleh Anies tidak memiliki alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat, termasuk kebijakan yang terbaru saat ini dengan akan melakukan PSBB kembali.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Jumat (11/9/2020).
Dirinya menilai keputusan Anies kembali menerapkan PSBB yang rencananya akan dimulai pada Senin (14/9/2020) itu hanya karena kasus Covid-19 tinggi dan di satu sisi fasilitas kesehatan yang sifatnya terbatas.
Dikatakannya bahwa dengan kembali melakukan PSBB maka belum bisa menjamin bahwa angka kasus Covid-19 akan terkendali.