Breaking News:

Polsek Ciracas Diserang

Soal Insiden Ciracas, Salim Said: Ironis, Pimpinan Peluk-pelukan tapi Anak Buah Tembak-tembakan

Prof. Salim Haji Said tanggapi penyerangan sejumlah oknum TNI di markas kepolisian, yakni Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.

Youtube/Indonesia Lawyers Club
Guru Besar Ilmu Politik Univeritas Pertahanan Indonesia, Prof. Salim Haji Said tanggapi penyerangan sejumlah oknum TNI di markas kepolisian, yakni Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/9/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Ilmu Politik Univeritas Pertahanan Indonesia, Prof. Salim Said memberikan tanggapan terhadap penyerangan sejumlah oknum TNI di markas kepolisian, yakni Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.

Dilansir TribunWow.com, Salim Said menilai dan mengakui bahwa hubungan antara tentara dengan polisi sangat rawan bergesekan.

Menurutnya, satu di antara alasannya karena faktor kecemburuan antara dua instansi negara tersebut, khususnya dari TNI kepada Polri.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/9/2020).

Suasana di Kantor Kepolisian Sektor Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari.
Suasana di Kantor Kepolisian Sektor Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari. (TribunJakarta.com/Istimewa)

Soal Kecemburuan Kesejahteraan TNI dan Polri, Herman Sulistyo Buka-bukaan Gaji Jadi Profesor di ILC

Dalam kesempatan itu, Salim Said mengungkapkan bahwa saat ini tentara sudah kehilangan fungsi ke dalam atau berhubungan dengan masyarakat.

Fungsi tersebut saat ini sudah diambil alih sepenuhnya oleh kepolisian.

Ia mengaku sudah banyak mengenal dan memahami apa yang dirasakan oleh para prajurit tentara, lantaran mereka yang menjadi mahasiswanya di Universitas Pertahanan.

"Saya melihat di situ ada masalah bagaimana itu diatasi, di dua faktor. Faktor kesejahteraan yang bersumber pada keterlibatan polisi ke dalam masyarakat, sementara tentara tidak lagi terlibat di situ," ujar Salim Said.

Menurutnya, kondisi tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada psikologi para tentara.

Bahkan ia mengaku pernah mendapatkan pertanyaan besar dan begitu dalam dari seorang prajurit yang juga merupakan mahasiswanya.

Dikatakannya mereka seakan menganggap bahwa NKRI bukan lagi Negara Kesatuan Republik Indonesia melainkan justru Negara Kepolisian Republik Indonesia.

Bahas Serangan di Polsek Ciracas, Sutiyoso: Polisi Dibebani Semua Tugas, TNI Siap Jadi Pengangguran

"Kemudian adalah psikologi, mereka mengeluh 'Coba prof jelaskan bagaimana sekarang ini kok NKRI bukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi kata mereka Negara Kepolisian Republik Indonesia'. Saya tidak bisa jelaskan, itu kan keputusan pemerintah," kata Salim Said.

"Apakah seorang jenderal jadi duta besar, seorang jendral jadi menteri, apakah jenderal polisi atau tentara itu keputusan politik presiden, saya tidak bisa menjelaskan," terangnya.

Lebih lanjut, Salim said mempertanyakan apakah kemungkinan kondisi yang sedang dihadapi oleh tentara dan polisi hanya terjadi di kalangan bawah saja.

Karena menurutnya, kondisi berbanding terbalik dengan para petinggi TNI maupun Polri yang terlihat begitu damai dan harmonis.

"Beribu poster dipasang, gambarnya bagus-bagus, tapi di bawah persepsinya lain terhadap keadaan dan itu mudah sekali dipicu jadi persoalan hubungan antara polisi dan tentara," ungkapnya.

"Jadi masalah yang kita hadapi cuman satu, bagaimana kita mengatasi supaya tidak terjadi sesuatu yang ironis, pimpinan peluk-pelukan, tapi anak buah tembak-tembakan," ucap Salim Said.

"Ini kan ironis sekali," pungkasnya.

Singgung Kejanggalan Penyerangan Polsek Ciracas di ILC, Pengamat Militer: Belum Ada yang Bisa Jawab

Simak videonya mulai menit ke- 7.16

Pakar Militer: Kenapa Polisi Enggak di Bawah Kementerian?

Pakar militer Connie Rakahundini Bakrie memberikan tanggapan terkait penyerangan di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.

Dilansir TribunWow.com, Connie menilai adanya keterlibatan oknum TNI dalam penyerangan tersebut menandakan ada hubungan yang tidak baik antara dua instansi tersebut.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/8/2020).

Pakar militer Connie Rakahundini Bakrie menyoroti Kopassus kini tidak lagi menjadi pasukan 20 besar terkuat di dunia, dalam ILC, Selasa (1/9/2020).
Pakar militer Connie Rakahundini Bakrie menyoroti Kopassus kini tidak lagi menjadi pasukan 20 besar terkuat di dunia, dalam ILC, Selasa (1/9/2020). (Capture YouTube Indonesia Lawyers Club)

 

Dalam kesempatan itu, Conni menyinggung soal dugaan adanya rasa kecemburuan antar TNI dengan Polri.

Menurutnya, hal itu dibuktikan tidak hanya insiden yang terjadi di Polsek Ciracas, melainkan juga banyaknya gesekan yang terjadi antara dua instansi negara tersebut.

Namun dirinya kurang setuju jika alasan dari kecemburuan tersebut karena masalah kesejahteraan, melainkan ada hal yang lebih mendasar.

Ia lantas mempertanyakan soal tugas utama dari Kepolisian.

Connie mengaku juga masih binggung dengan tugas utama dari kepolisian itu sendiri, yaitu apakah berperan menjaga keamanan atau sebagai penegak hukum.

 Polsek Ciracas Diserang Oknum TNI, Sutiyoso: Mereka Bosen Latihan Terus Tak Ada Tempat untuk Praktik

"Kalau soal kecemburuan, saya enggak terlalu (membahas) ke kesejahteraan, lah," ujar Connie.

"Saya lebih melihat begini. Ini polisi sebenarnya tugasnya apa, ya? Keamanan yang besarkah? Law enforcement-kah?" tanyanya.

"Banyak orang jadi bingung."

Tidak hanya itu, Connie juga menyinggung soal kedudukan dari Kepolisian dan TNI.

Menurutnya, ada perbedaan yang sangat terlihat antara keduanya.

Dikatakannya bahwa Polri merupakan institusi yang berdiri sendiri, berbeda dengan TNI yang berada di bawah Kementerian Pertahanan.

Kondisi tersebut tentunya dapat membingungkan bagi para pejabat TNI dan tidak menutup kemungkinan bisa muncul kecemburuan-kecemburuan.

 Singgung ABRI saat Ulas Insiden Polsek Ciracas, Syamsu Djalal: TNI Banyak Tantangan, Polri Tentengan

"Kalau memang jadi polisi, kenapa dia enggak di bawah kementerian? Saya sampai hari ini masih enggak ngerti," ungkap Connie.

"Dari situ saja, kalau saya panglima TNI atau paling bawah bintara, saya pasti bingung. Kenapa saya di bawah menteri, sementara panglimanya yang lain tidak di bawah menteri?" terangnya.

Connie menilai hal tersebut memang merupakan persoalan klasik di pemerintahan dan dikatakannya sudah dipertanyakan sejak tahun 1998.

Oleh karenanya, hal mendasar itulah yang harusnya bisa segera diselesaikan terlebih dahulu oleh pemerintah yang diyakini bisa memicu hal-hal buruk.

"Itu 'kan bertahun-tahun dari tahun '98 kita tidak bisa selesaikan," katanya.

"Apa yang salah sama pemerintah ini, hal sesederhana itu enggak bisa diselesaikan? Jadi itu pasti akan memicu," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 4.12

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Salim SaidCiracasPolsek Ciracas DiserangJakarta TimurTNIIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved