Terkini Nasional
Gatot Nurmantyo Ngaku 3 Kali Tolak Tawaran Jokowi, Refly Harun: Biasanya Panglima Sekelas Menteri
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku pernah menolak jabatan yang ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku pernah menolak jabatan yang ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam kanal YouTube Refly Harun, diunggah Kamis (27/8/2020).
Diketahui Gatot menjadi satu dari tiga presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang baru saja mendeklarasikan sikapnya.

• Akhirnya Turun Gunung, Gatot Nurmantyo Merasa Sumpahnya Terusik dan Bentuk KAMI: Saya Punya Utang
Pakar hukum tata negara Refly Harun, yang turut tergabung dalam KAMI, menyinggung ada tudingan koalisi itu dibentuk atas sakit hati karena tidak mendapat jabatan di pemerintahan.
"Ada yang mengatakan, ini karena Mas Gatot sakit hati saja, karena barangkali tidak terekrut dalam rezim Jokowi," ungkit Refly Harun.
"Padahal mantan panglima TNI atau mantan panglima TNI, pada waktu Presiden Jokowi menjabat," lanjutnya.
Ia menyinggung umumnya tokoh yang memiliki jabatan panglima mendapat posisi menteri.
"Kita 'kan tahu biasanya mantan-mantan panglima itu minimal sekelas menteri, kalau enggak menteri koordinator," singgung Refly.
Gatot membenarkan hal tersebut.
Refly mengungkapkan tudingan terhadap koalisi bentukan Gatot itu sebagai pelampiasan sakit hati.
"Tapi seorang Gatot Nurmantyo, bahasanya saya sekalian saja, 'dilepehkan'. Kira-kira begitu. Jadi karena sakit hati buat gerombolan KAMI," kata pengamat politik ini.
• Refly Harun Balas Sindiran Megawati yang Sebut KAMI Berambisi Jadi Presiden: Kenapa Masalahnya?
Gatot menilai tuduhan semacam itu adalah hal yang wajar.
"Ya, orang yang berpikir seperti itu boleh-boleh saja," jawab Gatot Nurmantyo.
Mengenai tuduhan sakit hati karena tidak mendapat jabatan, Gatot mengungkit dirinya pernah menolak posisi panglima TNI.
Ia mengaku sampai tiga kali menolak tawaran itu.
"Tapi singkatnya begini. Saya ini menjadi Kasad. Untuk menjadi panglima TNI, tiga kali saya menolak," papar Gatot.
Meskipun begitu, mantan Pangkostrad ini enggan mengutarakan alasannya.
Ia menjelaskan jabatan yang sebelumnya diemban adalah sebagai Kasad, yang dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014.
Gatot menjelaskan penolakan terhadap tawaran panglima itu ia sampaikan sendiri kepada Jokowi.
"Tiga kali saya menolak. Saya sampaikan alasannya, cuma tidak etislah, ini komunikasi saya dengan Pak Jokowi saja," paparnya.
Lihat videonya mulai menit 16:00
Gatot Nurmantyo 'Turun Gunung' dan Bentuk KAMI
Sebelumnya, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya membentuk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Zoom In di TvOne, Jumat (21/8/2020).
Diketahui sejumlah tokoh nasional terlibat dalam deklarasi KAMI yang diselenggarakan pada Selasa (18/8/2020) lalu di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
• Tegaskan KAMI Tidak Menakutkan, Gatot Nurmantyo: Seolah-olah Menakutkan Padahal Memperbaiki
Gatot menuturkan, titik awal yang membuatnya merasa gelisah dengan kondisi bangsa adalah ketika dicanangkan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
"Tiba-tiba begitu ada isu yang saya cek ternyata benar tentang HIP. Itu ternyata saya masih punya utang," ungkap Gatot Nurmantyo.
Ia memberi penjelasan dengan mengibaratkan proklamasi yang dibacakan Ir Soekarno.
"Kemarin pada saat 17 Agustus, proklamator kita mengatakan 'Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan'," jelasnya.

Keesokan harinya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara.
Mantan Pangkostrad itu menjelaskan setelah ada dasar negara, maka syarat sebuah negara dapat dibentuk telah terpenuhi.
"Itu berarti bahwa kita belum ada negara, jadi hanya rakyatnya saja yang menyatakan kemerdekaan. Besoknya baru ada UUD 1945 dengan Pancasila sebagai dasar," kata Gatot.
Ia menyoroti isi RUU HIP yang disebut akan meringkas Pancasila menjadi tiga sila.
• Gatot Nurmantyo Deklarasikan KAMI di Solo, Said Didu: Menyelamatkan NKRI dari Tempatnya Pak Jokowi
Menurut mantan Kasad ini, makna dasar negara menjadi berubah jika diringkas seperti itu.
"Pancasila sebagai dasar negaranya akan diubah menjadi tiga sila, bahkan ekasila. Maka dasar negara ini 'kan hilang," terang Gatot.
Pria 60 tahun itu lalu menjelaskan aksinya sekarang sebagai bagian dari sumpah saat tergabung menjadi abdi negara.
Gatot merasa sumpah yang pernah diucapkan atas nama agama itu membuatnya tidak boleh bungkam.
"Sedangkan saya pada saat 38 tahun lalu disumpah, 'Demi Allah saya bersumpah akan selalu setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945'," jelas dia.
"Apabila saya diam, maka jelas tempatnya di neraka saya," ungkap Gatot.
Lama bungkam setelah memasuki masa purna bakti, Gatot kembali muncul dan membentuk KAMI.
"Maka saya dikatakan 'turun gunung' atau apa, walaupun diprotes sama anak istri, saya harus," tegas dia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)