Ledakan di Beirut
Diduga Jadi Penyebab Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon, Apa dan Manfaat Amonium Nitrat bagi Manusia?
Ledakan yang menewaskan puluhan orang dan mengakibatkan ribuan orang luka-luka itu disinyalir karena penyimpanan amonium nitrat.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
Dikutip dari AFP, Hassan Diab menegaskan segera menggelar penyelidikan terkait kasus tersebut untuk mencari siapa yang harus bertanggung jawab.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.
Sementara itu, Kepala Keamanan Umun, Abbas Ibrahim sebelumnya mengaku telah mengamankan 'material berdaya ledak tinggi' dari sebuah gudang.
• Israel Kembali Lakukan Pengeboman di Jalur Gaza, Klaim Sebagai Serangan Balasan atas Tembakan Roket
Gudang itu berlokasi beberapa menit dari kawasan distrik hiburan malam dan pusat perbelanjaan.
Bahkan saking besarnya ledakan tersebut, dentumannya sampai terdengar di negara Siprus, yang berjarak 240 kilometer dari Beirut.
Pengakuan Warga Lebanon
Seorang warga Beirut yang selamat, Nada Hamza mengaku tak percaya dirinya masih hidup setelah melihat ledakan tersebut.
"Saya tidak percaya saya masih hidup. Saya berada beberapa meter dari pusat listrik di Lebanon, yang sejajar dengan pelabuhan," ujar Nada Hamza seperti dikutip dari Al Jazeera pada Rabu.
Nada menceritakan saat kejadian, dirinya tengah berada di dalam mobil.
Kemudian dirinya langsung keluar saat ledakan terjadi.
"Saya keluar dari mobil, saya lari ke pintu masuk salah satu bangunan, kemudian saya menyadari bahwa bangunan itu hancur."
"Kemudian, saya mencoba menelepon orang tua saya, tetapi saya tidak dapat menjangkau siapa pun. Saya tidak percaya saya masih hidup," jelas Nada.
Sementara itu Professor di American University of Beirut, Nasser Yasin mengatakan bahwa ledakan itu terasa dekat.
Menurut dia ledakan ini lebih parah dari perang saudara di Lebanon maupun invasi Israel beberapa waktu lalu.
"Kami terguncang. Ini sangat masif, saya belum pernah melihat ini [sebelumnya], saya menjalani perang saudara di Lebanon, invasi Israel."