Terkini Daerah
Alasan Korban Tak Berkutik 'Dibungkus', Psikolog Sebut Gilang Berpengalaman: Belajar dari Korbannya
Psikolog Koentjoro menganalisis perilaku Gilang Aprilian Nugraha Pratama atau Gilang 'Bungkus' yang diduga melakukan pelecehan seksual.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Psikolog Koentjoro menganalisis perilaku Gilang Aprilian Nugraha Pratama atau Gilang 'Bungkus' yang diduga melakukan pelecehan seksual.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (2/8/2020).
Sebelumnya viral di media sosial seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya diduga melakukan pelecehan terhadap sejumlah mahasiswa lain.

• Sarankan UNAIR Hati-hati Tangani Kasus Gilang, Psikolog: Bagaimanapun Orang Punya Masa Lalu
Gilang 'Bungkus' diduga memiliki ketertarikan seksual (fetish) yang menyimpang terhadap orang yang dibungkus kain jarik layaknya jenazah.
Korban yang mengunggah kesaksiannya menyebutkan ia merasa tidak berdaya menghadapi Gilang saat dilecehkan.
Koentjoro lalu menganalisis bagaimana Gilang dapat membuat korbannya tunduk.
"Kelebihannya dia bisa belajar bagaimana dia bisa memengaruhi orang," kata Koentjoro.
"Manusia itu ada yang tidak asertif," ungkapnya.
Ia memberi contoh pada kesaksian seorang korban yang tidak dapat menolak perbuatan Gilang atas tubuhnya.
Menurut Koentjoro, Gilang mengamati reaksi korban dan belajar dari hal itu.
"Jadi ketika misalnya dia diasertif, dipaksa-paksa, seperti kasus ada yang mengatakan seluruh tubuhnya diciumi sampai merah-merah, itu dia tidak bisa menolak. Itu artinya dia tidak asertif," paparnya.
"Sehingga yang terjadi dia pengalaman, dia belajar seperti itu," lanjut dosen psikologi Universitas Gadjah Mada tersebut.
Ia menyebutkan bahkan Gilang seperti belajar dari korban-korbannya.

• Ragam Curhatan Pelapor Gilang Fetish Kain Jarik, UNAIR: Sebagian Besar Laki-laki
"Jadi dia belajar dari pengalaman-pengalaman korbannya," terang Koentjoro.
Sebelumnya Koentjoro menyinggung pengakuan Gilang terkait orientasi seksual membuat dirinya melakukan penyimpangan tersebut.