Kabar Ibu Kota
Tanggapi Reklamasi atau Perluasan Ancol, Ray Rangkuti: Gubernur DKI Jakarta Memang Suka Main Istilah
Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti memberikan tanggapan terkait proyek reklamasi Ancol dan menyinggung Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti memberikan tanggapan terkait proyek reklamasi Ancol.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah memberikan izin untuk dilakukan reklamasi Ancol bagian timur dengan luas 155 hektar.
Namun Anies Baswedan mengaku menolak dengan sebutan reklamasi, melainkan hanyalah pengembangan kawasan Ancol.

• Anies Baswedan Tegaskan Tak Ingkari Janji Kampanye soal Reklamasi Ancol: Jakarta Ini Terancam Banjir
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kompas Petang, Minggu (12/7/2020), Ray Rangkuti menyebut bahwa Anies suka main dengan istilah.
Ray Rangkuti mengatakan bahwa yang dimaksud dengan reklamasi yaitu pengembangan kawasan, baik itu yang menempel dengan daratan, ataupun membentuk pulau baru.
"Itu lagi-lagi istilah lagi, jadi Gubernur DKI Jakarta ini memang suka main di istilah," ujar Ray Rangkuti.
Dirinya juga menanggapi alasan dilakukannya reklamasi Ancol, yakni menurut Anies untuk kepentingan publik itu sendiri.
Termasuk disebut bisa mengurangi risiko bencana banjir yang terjadi di Ibu Kota.
Ia lantas membandingkan antara reklamasi Ancol dengan reklamasi pulau yang sebelumnya sudah dihentikan.
Menurutnya, dua-duanya juga merupakan untuk kepentingan publik.
"Kita berdebat lagi soal apa yang disebut dengan kepentingan publik," kata Ray Rangkuti.
"Perdefinisi kan yang disebut kepentingan publik adalah segala sesuatu yang memang dihajatkan untuk keperluan umum," jelasnya.
• Mahasiswa Demo dan Bakar Ban Tolak Reklamasi Ancol, Sempat Bersitegang saat Petugas Padamkan Api
"Sekarang reklamasi di tengah laut alias pulau, reklamasi di ujung ancol, itu kepentingan negara atau kepentingan umum? Ya kepentingan umum," ungkapnya.
"Kalau di DKI Jakarta (Ancol) ini dianggap kepentingan publik, yang ini (pulau) tidak. Lho emang yang tinggal di pulau ini pemprov DKI Jakarta, ya orang-orang kaya, jadi dia umum, publik," imbuhnya.
Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) DKI Jakarta, Syarief Hidayatullah mencoba meluruskan apa yang disampaikan oleh Ray Rangkuti.
Dikatakannya bahwa reklamasi pulau merupakan benar-benar hanya untuk komersial.
Sedangkan untuk pengembangan Ancol tentunya selain untuk kepentingan publik juga merupakan pengembangan dari PT Pembangunan Jaya Ancol yang seperti yang diketahui milik Pemprov DKI Jakarta.
"Begini, kalau di sana itu betul-betul komersial," kata Syarief.
"Tapi kalau di ancol ini jelas-jelas yang pertama untuk pengembangan PT Pembangunan Jaya Ancol, milik Pemprov DKI Jakarta," jelasnya.
"Sehingga ke depan nanti pariwisata Jaya Ancol akan menjadi terbesar di Asia," pungkasnya.
• Polemik Anies Baswedan Lanjutkan Reklamasi, Syarif: Warga Jakarta Utara Minta Gratis Masuk Ancol
Simak videonya mulai menit ke- 7.00:
Anies Tegaskan Tak Ingkari Janji Kampanye soal Reklamasi Ancol
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan penjelasan terkait akan dilakukannya proyek perluasan ancol.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube KompasTV, Minggu (12/7/2020), Anies Baswedan mengatakan bahwa proyek perluasan ancol bukan merupakan reklamasi ancol yang memang mendapatkan penolakan dari masyarakat.
Anies Baswedan lantas menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengingkari janjinya saat kampanye.
Sebelumnya, Anies telah berjanji akan menghentikan wacana reklamasi Ancol tersebut.
Menurutnya, proyek yang dilakukan di Ancol bukanlah reklamasi, melainkan hanya menempatkan lumpur hasil pengerukan waduk dan sungai di sekitaran Ancol.
"Yang terjadi ini berbeda dengan reklamasi yang alhamdulillah sudah kita hentikan dan menjadi janji kita pada masa kampanye itu," ujar Anies Baswedan.
Dirinya menambahkan bahwa perluasan ancol dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan Jakarta dari bencana banjir.
Ia berujar bahwa satu dari penyebab terjadinya banjir tahunan di Ibu Kota lantaran adanya pendangkalan di waduk dan sungai.
Sehingga debit aliran air menjadi tidak bisa tertampung secara maksimal.
• GPMI Bantah Anies Baswedan Ingkar Janji soal Reklamasi, Ray Rangkuti Tertawa: Definisi Ala Pemprov
"Jakarta ini terancam banjir, salah satu sebabnya karena ada waduk dan sungai yang mengalami pendangkalan atau sedimentasi," kata Anies.
"Ada 13 sungai, kalau ditotal panjangnya lebih dari 400 km, ada lebih dari 30 waduk, dan secara alami mengalami sedimentasi," lanjutnya.
Maka dari itu, menurutnya langkah yang tepat yang bisa dilakukan adalah pengerukkan dari waduk dan sungai yang mengalami sedimentasi.
Oleh karenanya, perlu dipikirkan juga sampah hasil pengerukkannya tersebut akan ditaruh di mana.
Anies kemudian menjelaskan bahwa sampah hasil pengerukkan itu yang paling tepat adalah dibuang ke Ancol dan sekaligus dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan Ancol.
"Karena itulah kemudian waduk dan sungai itu dikeruk. Dikeruk terus-menerus dan lumpur hasil kerukan itu dikemanakan?" ungkap Anies.
"Lumpur itu kemudian ditaruh di kawasan Ancol," jelasnya.
"Lumpur ini kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan Ancol," imbuh Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kembali menegaskan bahwa proyek tersebut bukanlah reklamasi Ancol melainkan hanya pengembangan kawasan.
• Pemprov DKI Bakal Reklamasi Ancol untuk Rekreasi, Tempat Bermain Anak hingga Museum akan Dibangun
Selain itu di satu sisi juga memberikan dampak positif untuk mengurangi risiko terjadinya banjir.
Sedangkan menurutnya, untuk proyek reklamasi Ancol memang sudah dihentikan lantaran dinilai tidak memberikan manfaat kepada masyarakat DKI.
"Jadi ini adalah sebuah kegiatan untuk melindungi warga Jakarta dari bencana banjir," ungkap Anies.
"Ini berbeda dengan proyek reklamasi yang sudah dihentikan itu," tegasnya.
"Itu bukan proyek untuk melindungi warga Jakarta dari bencana apapun," tutup gubernur kelahiran kuningan itu.
Simak videonya mulai menit awal:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)