Terkini Nasional
Akui Tak Pakai Anggaran Besar untuk Riset Kalung Antivirus, Kementan: Apalagi Memproduksi Massal
Kementerian Pertanian telah mengeluarkan produk risetnya di sektor kesehatan, yakni berupa peluncuran kalung antivirus.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pertanian telah mengeluarkan produk risetnya di sektor kesehatan, yakni berupa peluncuran kalung antivirus.
Dilansir TribunWow.com, kalung antivirus tersebut dinilai mampu memberikan efek positif untuk menangkal Virus Corona.
Meski begitu, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Kesehatan, Indi Dharmayanti mengakui bahwa sebenarnya tidak mempunyai anggaran besar untuk melakukan riset tersebut.

• Tak Setuju dengan Klaim Kalung Antivirus, Farmakolog UGM: Jangan Memberikan Perasaan Aman yang Palsu
Bahkan dikatakannya bahwa riset tersebut dilakukan hanya dengan anggaran yang terbatas dari Kementerian Pertanian.
Maka dari itu, dirinya mengatakan tidak bisa memproduksi kalung antivirus dan empat produk antivirus lainnya dalam jumlah yang banyak.
Hal ini disampaikannya dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Minggu (5/7/2020).
"Kementerian Pertanian sebenarnya tidak mempunyai anggaran yang besar untuk riset ini," ujar Indi Dharmayanti.
"Jadi kami tidak mempunyai alokasi anggaran khusus untuk riset ini, apalagi untuk memproduksi massal," imbuhnya.
"Kita tidak ada anggaran untuk memproduksi massal," tegasnya.
Namun kabarnya, setelah lolos uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kalung antivirus ini bakal diproduksi massal pada bulan Agustus 2020 mendatang.
Sementara itu, dikatakannya bahwa hasil riset yang sudah diluncurkan itu hanya merupakan contoh dari hasil riset yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
Dan menurutnya, hal itu masih akan terus dikembangkan.
• Jelaskan Bahan Baku Eucalyptus untuk Kalung Anti-Corona, Kementan: Di Amerika Ini Sudah Diminum
"Yang ada prototipe dari diseminasi hasil riset kami. Jadi hanya terbatas jumlahnya, hanya sebatas diseminasi hasil riset," kata Indi.
"Jadi kita tidak punya anggaran untuk memproduksi dan tidak punya anggaran alokasi khusus untuk riset ini," jelasnya.
Meski begitu, Kementan menegaskan tidak akan berhenti dalam melakukan riset, termasuk dalam bidang kesehatan yang menggunakan bahan dasar pertanian.
Namun tetap saja, kendalanya adalah di segi anggaran yang disebutnya tidak banyak.
Maka dari itu, langkah yang bisa dilakukan yaitu memanfaatkan bahan dasar yang ada di pertanian.
"Jadi kalau kita ingin meriset lagi untuk obat-obat antivirus yang lain, kami sebagai researcher sangat ingin melakukan itu," ungkap Indi.
"Tapi alokasi anggaran itu memang tidak khusus untuk riset potensi obat antivirus, jadi memang yang di sekitar dulu yang kita kerjakan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
Alasan Kementan Luncurkan Kalung Antivirus
Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian (Kementan) Indi Dharmayanti menjelaskan latar belakang peluncuran kalung antivirus.
Sebelumnya Kementan membuat inovasi antivirus berbahan eucalyptus yang disebut dapat menangkal Virus Corona (Covid-19).
Antivirus tersebut akan diluncurkan dalam lima bentuk, termasuk kalung, inhaler, dan obat gosok.
• Apa Itu Kalung Ajaib yang Diklaim Kementan Antivirus Corona hingga akan Diproduksi Massal?
Dilansir TribunWow.com, Indi menjelaskan alasan diluncurkannya antivirus tersebut adalah untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar masyarakat.
Langkah Kementan kemudian menjadi sorotan karena sejauh ini belum ada obat atau vaksin yang diakui dapat menangkal Virus Corona.
Indi kemudian menjelaskan alasan Kementan tidak memilih menggunakan anggaran untuk meneliti vaksin Virus Corona.
"Kita melihat adalah kemandirian suatu bangsa," jelas Indi Dharmayanti, dikutip dari acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (5/7/2020).
Indi menyebutkan penelitian eucalyptus bertujuan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar masyarakat.
Menurut Indi, bahan eucalyptus sudah banyak dikenal dan digunakan masyarakat.
"Kita melihat sekitar kita itu apa yang bisa kita gunakan," ungkapnya.
"Saat itu ide yang muncul adalah apa yang ada di masyarakat yang bisa digunakan untuk membantu mengurangi paparan? Inti dari ide riset kami sebenarnya itu," jelas Indi.
"Sehingga kita gunakan yang ada di sekitar kita, yang sudah banyak dikenal masyarakat," lanjutnya.
Atas dasar latar belakang tersebut, Kementan akhirnya mengadakan riset tentang eucalyptus sebagai bahan antivirus.
• Apakah Jenazah Pasien Covid-19 Masih Bisa Menularkan Virus ke Orang Lain? Ini Penjelasan Dokter
"Jadi inilah akhirnya kita temukan salah satunya eucalyptus ini yang mempunyai potensi antivirus," papar Indi.
Menurut Indi, sebetulnya Kementan tidak mengucurkan anggaran besar untuk meneliti hal tersebut.
Ia menegaskan riset ini bertujuan menunjukkan bahwa ada bahan herbal yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Riset kami ini tidak dibiayai dengan anggaran yang sangat besar, dananya tidak spesifik untuk ini sebenarnya," jelas Indi.
"Riset ini bertujuan untuk itu, untuk membantu masyarakat mengidentifikasi obat-obat herbal di sekitar kita," tambahnya.
Kepala Badan Litbang Kementan Fadjry Djufry membenarkan hal tersebut.
Dikutp dari Kompas.com, ia menegaskan eucalyptus terbukti efektif menangkal virus.
"Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan," kata Fadjry Djury, Sabtu (4/7/2020).
Fadjry menjelaskan eucalyptus mampu membantu melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
Lihat videonya mulai menit 5:00
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)