Breaking News:

Terkini Nasional

M Qodari Sebut Ada 2 Lembaga yang Disinggung Jokowi dan Tak Dimunculkan, Najwa Shihab: BI dan OJK?

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan ada dua lembaga yang disebut oleh Presiden Jokowi di dalam kemarahannya saat itu.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Capture YouTube Najwa Shihab
Direktur Indo Barometer M Qodari dalam acara Mata Najwa Rabu (1/7/2020). Qodari mengatakan ada dua lembaga yang disebut oleh Presiden Jokowi di dalam kemarahannya saat itu, namun tidak dimunculkan. 

TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan ada dua lembaga yang disebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dalam kemarahannya saat itu.

Namun menurut M Qodari, momen tersebut tidak ditampilkan dalam video yang diunggah oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020) dan sedang menjadi perbincangan.

Dilansir TribunWow.com, M Qodari hanya memberikan klu bahwa dua lembaga tersebut adalah terdiri dari dua huruf dan tiga huruf.

Hal ini disampaikannya dalam acara Mata Najwa 'Trans7', Rabu (1/7/2020).

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari dalam acara Mata Najwa, Rabu (1/7/2020). Dirinya memberikan pandangannya terkait sikap marah yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari dalam acara Mata Najwa, Rabu (1/7/2020). Dirinya mengatakan ada dua lembaga yang disebut oleh Presiden Jokowi di dalam kemarahannya saat itu.. (Capture Facebook Trans7)

Jokowi Ancam Reshuffle, M Qodari Sebut Peringatan untuk Parpol dan Singgung Menteri Titipan

M Qodari mulanya menyinggung soal kecilnya pengeluaran dari Kementerian Kesehatan, yakni hanya 1,53 persen dari total anggaran sebesar Rp 75 triliun.

Melihat kondisi tersebut, Qodari merasa curiga, apakah benar bahwa Kementerian Kesehatan tidak bekerja, atau memang karena negara tidak mempunyai uang sejumlah yang sudah dianggarkan tersebut.

"Bahkan saya katakan jangan-jangan ini Republik enggak punya duit," ujar M Qodari.

Menurutnya sangat tidak masuk akal jika Kementerian Kesehatan baru mengeluarkan 1,53 persen saja untuk penanganan Virus Corona.

Dikatakannya bahwa seharusnya anggaran dari Kementerian Kesehatan bisa cepat diedarkan.

Karena di satu sisi banyak hal yang musti mendapatkan penanganan, khususunya masyarakat.

"Bagaimana cara menjelaskan 75 triliun, kok baru keluar 1,53 persen?" kata M Qodari.

"Selambat-lambatnya birokrasi selambat-lambatnya menteri, saya kira enggak 1,5 persen lah," jelasnya.

"Jadi saya curiga Republik enggak punya duit ini sekarang."

Moeldoko Tak Kunjung Jawab soal Video Jokowi Baru Diunggah 10 Hari, Najwa Sindir: Seperti Politisi

Lebih lanjut, M Qodari lantas mengatakan bahwa sebenarnya ada dua lembaga yang menjadi sorotan dari Jokowi terkait kemarahannya tersebut.

Namun M Qodari tidak mau menyebutkan nama lembaga yang dimaksud.

Dikatakannya bahwa dua lembaga tersebut yakni terdiri dari dua huruf dan satu huruf.

"Yang tidak dimunculkan dalam pidato itu ada dua lembaga yang disebut, satu dua huruf, satu lagi tiga huruf," kata Qodari.

Merasa penasaran dengan yang dimaksud oleh M Qodari, pembawa acara Najwa Shihab akhirnya menanyakan dan sekaligus menebak, yakni Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"BI dan OJK?," tanya Najwa Shihab menebak.

M Qodari tetap tidak mau mengiyakan apa yang disampaikan oleh Najwa Shihan.

Dirinya hanya mengulang yang sudah dikatakan, yakni dua huruf dan tiga huruf.

"Ya saya cuman bilang dua huruf dan tiga huruf," jawab M Qodari.

"Saya yang menduga BI dan OJK, karena saya tahu dua-duanya lembaga itu diundang juga waktu itu," kata Najwa Shihab.

Anggap Tak Seharusnya Jokowi Kesal, Fahri Hamzah Sebut Jatuhkan Wibawa: Cukup Moeldoko yang Marah

Simak videonya mulai menit ke- 5.05

Fahri Hamzah Sebut Jokowi Tak Seharusnya Marah: Cukup Moeldoko

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menilai tidak selayaknya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan kemarahan di depan publik.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (1/7/2020).

Sebelumnya Jokowi mengecam kinerja menterinya yang dirasa kurang tanggap menangani pandemi Virus Corona (Covid-19).

Ia juga mengancam akan merombak kabinet (reshuffle) dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020) lalu.

Menanggapi pidato Jokowi tersebut, Fahri menilai tidak perlu presiden sendiri yang marah-marah.

Menurut dia, teguran itu bisa disampaikan oleh Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

"Jangan presidennya yang marah, cukup Moeldoko yang marah," kata Fahri Hamzah.

 Diminta Komentari Kemarahan Jokowi, Sudjiwo Tedjo Enggan Jawab Akting atau Tulus: Kayaknya Serius

Menurut dia, teguran itu dapat disampaikan dengan lebih halus oleh Moeldoko.

"Marahnya Moeldoko bilang, 'Pak Menteri, ini anggarannya kok sekian? Tolong minta data Anda yang terbaru, presiden minta'," papar Fahri.

"Moeldoko cukup bilang begitu," lanjutnya.

Fahri menilai cara itu akan lebih efektif dan membuat menterinya segan dengan permintaan presiden.

"Begitu bilang presiden minta, gemetar itu orang. Presiden minta, lapor datanya," jelas Fahri.

Presenter Najwa Shihab menanyakan alasan sebaiknya Jokowi tidak perlu langsung marah ke para menterinya.

"Kenapa tidak presiden langsung yang marah?" tanya Najwa Shihab.

Menurut Fahri, sosok presiden harus menjaga wibawanya.

 

"Kita perlu menjaga kewibawaan presiden. Presiden itu untuk kepentingan persatuan," jelas Fahri.

"Ketika Anda melihat Jokowi selantang itu, itu menjatuhkan wibawanya?" tanya Najwa lagi.

 Arief Poyuono Prediksi Terawan Tak Kena Reshuffle, M Qodari: Karena Beliau Representasi dari TNI

Fahri membenarkan.

Ia menyarankan sebaiknya sikap marah itu tidak perlu ditunjukkan lagi.

"Iya, kalau terus-menerus melakukan itu, runtuh wibawanya," tegas Fahri.

Ia menyinggung ada banyak kesalahan data dalam pidato yang disampaikan Jokowi, termasuk tentang minimnya penyerapan anggaran Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan.

Menurut Fahri, data yang masuk di presiden berbeda dengan yang dimiliki Komisi IX.

"Apalagi kalau kemudian dalam marahnya itu banyak salah data, seperti dia dibantah oleh Komisi IX yang mengatakan bahwa Menteri Kesehatan belanjanya lebih banyak," ujar Fahri.

"Yang masuk di dia cuma Rp 1,9 triliun," tambahnya.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)

Tags:
M QodariPresiden Joko Widodo (Jokowi)Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved