Terkini Nasional
Ancaman Reshuffle dari Jokowi, Tjahjo Kumolo: Teken Kontraknya Bisa Satu Hari, Bisa Satu Tahun
Semua menteri di kabinet Indonesia Maju sedang mendapatkan ancaman reshuffle atau pencopotan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Fahri menilai cara itu akan lebih efektif dan membuat menterinya segan dengan permintaan presiden.
"Begitu bilang presiden minta, gemetar itu orang. Presiden minta, lapor datanya," jelas Fahri.
Presenter Najwa Shihab menanyakan alasan sebaiknya Jokowi tidak perlu langsung marah ke para menterinya.
"Kenapa tidak presiden langsung yang marah?" tanya Najwa Shihab.
Menurut Fahri, sosok presiden harus menjaga wibawanya.
"Kita perlu menjaga kewibawaan presiden. Presiden itu untuk kepentingan persatuan," jelas Fahri.
"Ketika Anda melihat Jokowi selantang itu, itu menjatuhkan wibawanya?" tanya Najwa lagi.
• Arief Poyuono Prediksi Terawan Tak Kena Reshuffle, M Qodari: Karena Beliau Representasi dari TNI
Fahri membenarkan.
Ia menyarankan sebaiknya sikap marah itu tidak perlu ditunjukkan lagi.
"Iya, kalau terus-menerus melakukan itu, runtuh wibawanya," tegas Fahri.
Ia menyinggung ada banyak kesalahan data dalam pidato yang disampaikan Jokowi, termasuk tentang minimnya penyerapan anggaran Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan.
Menurut Fahri, data yang masuk di presiden berbeda dengan yang dimiliki Komisi IX.
"Apalagi kalau kemudian dalam marahnya itu banyak salah data, seperti dia dibantah oleh Komisi IX yang mengatakan bahwa Menteri Kesehatan belanjanya lebih banyak," ujar Fahri.
"Yang masuk di dia cuma Rp 1,9 triliun," tambahnya.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)