Breaking News:

Virus Corona

Keluarga Tolak Pemakaman Jenazah dengan Protap Corona, Petugas Medis Dianiaya: Hazmat Saya Dirobek

Jomima Orno, tenaga medis di RSUD Haulussy, Ambon, Maluku, mengalami penganiayaan oleh keluarga jenazah pasien positif Covid-19.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY
Sejumlah warga di Kota Ambon memakamkan pasien Covid-19 tanpa menggunakan protokol kesehatan, Jumat malam (26/6/2020). Pasien positif berinisial HK tersebut sebelumnya diambil paksa oleh pihak keluarga dari ambulns yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman sore tadi. 

TRIBUNWOW.COM - Jomima Orno, tenaga medis di RSUD Haulussy, Ambon, Maluku, mengalami penganiayaan oleh keluarga jenazah pasien positif Covid-19.

Dilansir TribunWow.com, Jomima menyampaikan kronologi kejadian saat dihubungi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Senin (29/6/2020).

Diketahui Jomima adalah petugas yang mengurus jenazah pasien berinisial HK (57) yang meninggal dunia pada Jumat (26/6/2020) pukul 09.00 WIT.

Jomima Orno, tenaga medis di RSUD Haulussy, Ambon, Maluku, yang dianiaya keluarga pasien Covid-19, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Senin (29/6/2020).
Jomima Orno, tenaga medis di RSUD Haulussy, Ambon, Maluku, yang dianiaya keluarga pasien Covid-19, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Senin (29/6/2020). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

Warga di Ambon Cegat Ambulans untuk Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19, sampai Cekcok dengan Polisi

"Saya mengantar jenazah dari ruang isolasi Covid ke ruang jenazah Covid," kata Jomima Orno.

"Setiba di sana, saya bersama rekan saya. Pintunya tertutup. Rekan saya mengambil jalan putar balik untuk membuka pintunya dari dalam," lanjutnya.

Ia menyebutkan saat itu dirinya hanya berdua dengan jenazah pasien ketika masuk sejumlah orang yang langsung mengamuk.

"Tiba-tiba ada sekitar 15 orang langsung masuk menyerbu tanpa komunikasi apa-apa saya dihajar, dipukul," ungkap Jomima.

Jomima berusaha menyelamatkan diri dari amukan massa.

Ia mengungkapkan saat itu pakaian alat pelindung diri (APD) atau hazmat yang dikenakan sampai dirobek.

"Dengan sekuat tenaga saya berusaha melepaskan diri dari mereka," papar Jomima.

"Sampai pakaian hazmat saya dirobek-robek," lanjutnya.

Jomima mengaku saat itu tidak terlalu mendengar jelas apa yang diteriakkan massa.

Meskipun begitu, ia mendengar ada banyak makian yang dilontarkan.

"Saya tidak mendengar banyak karena ada banyak orang. Mereka hanya teriak-teriak dengan makian," kata Jomima.

"Dengan spontan mereka mengeroyok saya dan memukul saya," jelasnya.

Jomima menyebutkan dirinya tidak tahu-menahu maksud massa mengeroyok dirinya.

Viral Petugas Media Dianiaya Keluarga Pasien Corona, Berawal dari Adu Mulut saat Antarkan Jenazah

"Saya juga tidak mengerti, jadi posisinya ruangan itu tertutup. Mereka nyelonong masuk lalu kekerasan itu terjadi," ungkap dia.

Ia mengaku tidak mengenal massa yang menganiaya dirinya.

"Sebelumnya saya tidak pernah melakukan hubungan komunikasi atau perdebatan apa dengan mereka," papar Jomima.

Menurut Jomima, massa mengeroyok begitu saja tanpa sempat menyampaikan komunikasi apapun.

Ia menuturkan massa juga tidak bermaksud mengambil paksa jenazah.

Pada saat kejadian, Jomima mengaku tidak sampai berpikir macam-macam karena mengutamakan keselamatan dirinya.

"Saya hanya berpikir bisa menyelamatkan diri saya dari pukulan mereka, dari emosi mereka. Pada intinya mereka sudah emosi, saya melindungi diri saya," jelas Jomima.

Ia mengaku mendapat pukulan di kepala.

Jomima membenarkan beberapa dari massa yang menganiaya dirinya adalah keluarga pasien.

Hal itu dapat ia katakan karena sudah beberapa kali bertemu dengan keluarga selama pasien dirawat 10 hari di RSUD Haulussy.

Seusai kejadian itu, Jomima segera dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit tempat kejadian.

Viral Sejumlah Pasien Corona Ngamuk hingga Bakar Tenda Perawatan, Gugus Tugas Dikira Main Belakang

Diketahui setelah peristiwa penganiayaan Jomima, jenazah HK juga dicegat warga.

Dikutip dari Kompas.com, saat itu ambulans yang mengangkut jenazah tengah melintas di Jalan Jenderal Sudirman di kawasan Batu Merah Atas, Kecamatan Sirimau, Ambon pada hari yang sama saat dicegat massa.

Mereka mengambil paksa jenazah HK.

Menurut keterangan anak pasien tersebut, AK, pihak keluarga mencegat ambulans dan mengambil paksa jenazah karena tidak puas dengan penanganan di RSUD Haulussy.

“Ayah saya diperlakukan di rumah sakit sangat tidak manusiawi. Penanganannya kacau dan itu yang membuat keluarga tidak terima,” kata AK, Sabtu (27/6/2020).

AK mengaku diberitahu seorang pasien lain yang dirawat seruangan dengan HK.

Menurut AK, ia diberi informasi bahwa HK tidak diberi makanan padahal mengeluh lapar.

“Ada salah satu pasien yang bilang kepada kita di rumah sakit, kalau malam sebelum Bapak meninggal dunia itu, almarhum mengeluh lapar dan meminta makanan, tapi tidak diberikan. Itu yang membuat marah keluarga,” paparnya.

Lihat videonya mulai menit 2:30

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
MalukuCovid-19Petugas MedisJenazahAlat Pelindung Diri (APD)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved