Terkini Nasional
Sadari Potensi Kekalahan dalam Pemilihan Presiden 2020, Trump: Joe Biden Mungkin akan Jadi Presiden
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan telah menyadari kekalahannya dalam jumlah dukungan suara.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
Nunberg mengkhawatirkan konsekuensi yang harus dihadapi jika angka tersebut kembali terkikis menjadi 35 persen selama dua minggu ke depan.
"Dia akan menghadapi fakta hilangnya 400 lebih pemilih dan presiden akan perlu mempertimbangkan kembali apakah dia ingin terus mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Republik," kata Nunberg.
• Hasil Survei Pilpres AS, Joe Biden Unggul Telak dari Donald Trump, Selisih Angka Capai 14 Poin
• Jelang Pemilihan Presiden AS 2020, Trump Dinilai Menaikkan Isu Rasial untuk Mencari Dukungan
Kampanye Trump Sepi Pendukung
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi telah menggelar kampanye untuk pemilihan presiden 2020 di BOK Center, Tulsa, Oklahoma, Sabtu (20/6/2020).
Meski sempat mengatakan bahwa tiket pengunjung untuk kampanyenya tersebut telah banyak dipesan.
Namun saat kampanye berlangsung, ternyata masih banyak kursi kosong yang tersedia.
Dilansir akun YouTube ABC News, Senin (22/6/2020), Trump sempat menyatakan bahwa tidak akan ada kursi yang kosong saat kampanyenya.
Pasalnya ini adalah kali pertamanya tampil di publik sejak pandemi Covid-19 merebak.
"Kita tidak akan mendapati adanya kursi yang kosong. Dan kita yakin akan (berkampanye) ke Oklahoma," ujar Trump.
Namun di dalam arena tersebut, kursi yang kosong mencapai sekitar dua pertiga dari jumlah kuota yang tersedia.
Sementara panggung kampanye yang berada di luar ruangan terpaksa dibongkar karena tak banyak pendukung yang hadir.
Penyelenggara kampanye menyalahkan para protestan yang berada di sekitar area.
Mereka dikatakan telah menghambat suporter, memblokade akses sehingga mencegah orang datang ke gelaran kampanye tersebut.
Dalam kampanye tersebut, Trump secara terang-terangan meminta agar uji tes Virus Corona diperlambat dan dikurangi.
Ia beralasan dengan semakin banyak pengujian akan semakin banyak jumlah pasien positif.