Terkini Internasional
Jelang Pemilihan Presiden AS 2020, Trump Dinilai Menaikkan Isu Rasial untuk Mencari Dukungan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump disinyalir menggunakan isu-isu rasial untuk mengumpulkan pendukung.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
Polling telah berulang kali menunjukkan bahwa masyarakat Amerika sangat tidak setuju dengan penanganan virus pada masa pemerintahan Trump.
• Sempat Menyebut Tak akan Ada Kursi Kosong, Kampanye Donald Trump di Tulsa Sepi Pendukung
Oleh karena itu, untuk menghindari tanggung jawab, Trump menemukan kambing hitam dan menggambarkan Virus Corona sebagai virus asing yang menyerang AS dari China.
Tuduhan Trump tersebut itu memperparah diskriminasi yang diderita oleh orang Asia-Amerika yang tinggal di AS.
Para ahli dan sejarawan telah memperingatkan bahwa perilaku Trump pada tahun 2020 telah semakin mencerminkan perilaku otoriter, dan hanya akan menjadi lebih buruk jika presiden dibiarkan tidak tertandingi.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah pratinjau yang mengganggu tentang apa yang mungkin akan lebih buruk di bulan-bulan mendatang," kata Brian Klaas, seorang ilmuwan politik di University College London.
"Dia jelas akan menjalankan kampanye pemilihan yang dibumbui dengan kebohongan, teori konspirasi, pembedaan ras, dan bahkan hasutan kekerasan," tuturnya.
Kamis lalu, Facebook menghapus lusinan iklan yang dipasang oleh kampanye pemilihan ulang Trump yang menyertakan simbol yang pernah digunakan oleh Nazi untuk mengklasifikasikan atau mengidentifikasi tahanan politik di kamp konsentrasi.
Pada saat yang sama, Trump memuji penegakan hukum atas tindakan keras terhadap pengunjuk rasa.
Lebih banyak orang Amerika daripada sebelumnya yang mengatakan bahwa rasisme menyebar di negara mereka.
Gerakan "Black Lives Matter" sekarang menjadi arus utama, dan Trump berenang melawan arus tersebut.
Namun hal ini juga mungkin membuat Trump lebih agresif dari sebelumnya ketika ia berjuang untuk bertahan hidup secara politik.
Beberapa minggu terakhir kemungkinan hanya merupakan contoh keburukan yang akan datang ketika AS semakin dekat dengan hari pemilihan presiden.
Sebut Virus Corona sebagai Kung Flu
Presiden Amerika Serikat Donald Trump lagi-lagi mengeluarkan pernyataan yang kontroversial.
Ia menyebut Virus Corona sebagai "Kungflu" yang memiliki indikasi pelecehan terkait rasisme terhadap China.