Terkini Internasional
Sempat Menyebut Tak akan Ada Kursi Kosong, Kampanye Donald Trump di Tulsa Sepi Pendukung
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi telah menggelar kampanye untuk pemilihan presiden 2020 di BOK Center, Tulsa Oklahoma.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi telah menggelar kampanye untuk pemilihan presiden 2020 di BOK Center, Tulsa, Oklahoma, Sabtu (20/6/2020).
Meski sempat mengatakan bahwa tiket pengunjung untuk kampanyenya tersebut telah banyak dipesan.
Namun saat kampanye berlangsung, ternyata masih banyak kursi kosong yang tersedia.

• 10 Hal tentang Trump yang Diungkap John Bolton, Mengira Finlandia Satelit Rusia hingga Diejek Sekutu
Dilansir akun YouTube ABC News, Senin (22/6/2020), Trump sempat menyatakan bahwa tidak akan ada kursi yang kosong saat kampanyenya.
Pasalnya ini adalah kali pertamanya tampil di publik sejak pandemi Covid-19 merebak.
"Kita tidak akan mendapati adanya kursi yang kosong. Dan kita yakin akan (berkampanye) ke Oklahoma," ujar Trump.
Namun di dalam arena tersebut, kursi yang kosong mencapai sekitar dua pertiga dari jumlah kuota yang tersedia.
Sementara panggung kampanye yang berada di luar ruangan terpaksa dibongkar karena tak banyak pendukung yang hadir.
Penyelenggara kampanye menyalahkan para protestan yang berada di sekitar area.
Mereka dikatakan telah menghambat suporter, memblokade akses sehingga mencegah orang datang ke gelaran kampanye tersebut.
Dalam kampanye tersebut, Trump secara terang-terangan meminta agar uji tes Virus Corona diperlambat dan dikurangi.
Ia beralasan dengan semakin banyak pengujian akan semakin banyak jumlah pasien positif.
• Donald Trump Protes, Video Kampanyenya terkait George Floyd Dihapus Twitter dan Facebook
"Saat kamu melakukan tes hingga jumlah tertentu, kamu akan menemukan lebih banyak orang (dinyatakan positif), kamu akan menemukan lebih banyak kasus. Oleh sebab itu aku meminta orang-orangku untuk memperlambat uji tes tersebut," kata Trump, Sabtu (20/6/2020).
Trump juga menggunakan istilah yang dinilai mengandung rasisme untuk menyebutkan Virus Corona sebagai "Kungflu".
"Aku dapat menyebutnya "Kungflu", aku dapat menyebutkan 90 nama dengan versi yang berbeda," kata Trump yang disambut sorakan pendukungnya.