Terkini Internasional
India Mengklaim Pasukannya Dimutilasi Setelah Dihajar dengan Tongkat Berpaku oleh Tentara China
India mengklaim bahwa pasukannya dimutilasi setelah setelah dipukuli sampai mati oleh pasukan Tiongkok dalam bentrokan di perbatasan Himalaya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - India mengklaim bahwa pasukannya dimutilasi setelah setelah dipukuli sampai mati oleh pasukan Tiongkok dalam bentrokan di perbatasan Himalaya, Senin (16/6/2020) malam.
Pihak India juga mengungkapkan adanya tongkat paku yang digunakan dalam perkelahian tersebut.
Meski pertempuran tersebut memakan korban jiwa, namun tidak ada senjata militer yang digunakan.

• Dari Citra Satelit, Terungkap Pergerakan Tentara China di Perbatasan India, Diduga Bendung Sungai
Dilansir dailymail.co.uk, Kamis (18/6/2020), Dua puluh orang India dikatakan tewas dalam bentrokan yang terjadi di lembah Galwan, Ladakh, bagian barat pegunungan Himalaya.
Sementara China mengatakan pihaknya menderita 43 korban, tetapi tidak merinci apakah ada di antara orang-orangnya yang tewas dalam peristiwa tersebut.
India juga mengklaim bahwa setelah pasukannya tak sadarkan diri dihantam dengan pentungan bertabur paku, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok memutilasi mayat mereka.
Namun, kedua belah pihak menyetujui tidak adanya peluru yang ditembakkan sesuai perjanjian damai yang melarang senjata api dalam jarak 2 km dari Line of Actual Control (LAC).
Diketahui, LAC merupakan garis khayal yang menunjukkan perbatasan India dan China yang ditarik dari lembah setinggi 17.000 kaki setelah kekalahan India dalam Perang Sino-India 1962.
Menanggapi klaim China atas lembah tersebut, Juru Bicara Kementerian Urusan Luar Negeri India, Anurag Srivastava mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk menangani situasi dengan bertanggung jawab.
"Membuat klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan bertentangan dengan pemahaman ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kedua pihak saling menuduh sebagai pemicu bentrokan antar pasukan di tanah sengketa tersebut.
Laporan-laporan media mengatakan perwira senior militer dari kedua belah pihak bertemu pada hari Rabu untuk meredakan situasi, tetapi tidak ada konfirmasi lebih lanjut.
• Bentrok Bersenjatakan Kayu dan Batu, Berikut Alasan Tentara India dan China Tak Pakai Alat Militer
Para prajurit India, termasuk seorang kolonel, meninggal karena cedera parah dalam paparan suhu di bawah nol daerah itu.
Bentrokan itu juga meningkatkan ketegangan di wilayah yang disengketakan yang dimulai sejak awal Mei.
Para pejabat India mengatakan tentara China melintasi perbatasan di tiga titik berbeda, mendirikan tenda dan pos jaga dan mengabaikan peringatan untuk pergi.
Peristiwa itu memicu pertengkaran, lemparan batu dan perkelahian, yang sebagian besar diputar ulang di saluran berita televisi dan media sosial.
Menurut catatan pihak India, upaya pengusiran telah dimulai pekan lalu ketika tentara India membongkar sebuah kamp yang didirikan oleh orang China di sisi perbatasan mereka.
Akibatnya, perkelahian pecah dan beberapa orang terluka, tetapi China hanya mundur sebentar untuk membanjiri kembali dalam jumlah yang lebih besar.
Pada hari Senin pertempuran kecil ini mendidih menjadi perkelahian skala besar di atas garis punggungan di atas Sungai Galwan.
Oleh sebab itu, banyak orang dikatakan tewas setelah terjun ke perairan gletser yang sangat dingin tersebut.
"Mereka meluncur dengan cepat seperti benda yang jatuh bebas," kata satu sumber kepada AFP.
Pemeriksaan postmortem pada mereka yang tewas menunjukkan bahwa alasan utama kematian adalah tenggelam dan diduga korban jatuh dari ketinggian ke dalam air karena adanya cedera kepala.
Di antara yang tewas adalah Kolonel B. Santosh Babu, Komandan 16 resimen Bihar, yang telah pergi untuk bertemu dengan komandan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok dalam upaya untuk membahas berakhirnya ketegangan baru-baru ini.
Tetapi pria 37 tahun itu justru terluka parah bersama seorang prajurit lainnya ketika pasukan Komunis mengambil batang besi dan melemparkan batu yang terbungkus kawat berduri ke arah mereka.
Sekitar 40 menit setelah delegasi Kolonel Babu diserang, unit India yang sama kembali berkonfrontasi dengan China di perkemahan mereka sekali lagi.
Orang-orang India menyerang pos terdepan China dengan ganas dan, menurut catatan mereka, melukai sekitar 60 tentara.
Semua ini terjadi di lembah sungai dan berlangsung lebih dari tiga jam, meskipun ada upaya oleh brigadir China untuk mengibarkan bendera putih.
Aksi pelemparan batu terjadi dalam pertempuran itu, karena alasan inilah banyak pasukan dikatakan menderita luka kepala yang parah.
Pada saat pertempuran mereda setelah tengah malam, banyak dari orang-orang yang jatuh ke sungai menderita hipotermia dan meninggal.
Sedangkan enam tentara India lainnya masih dikatakan hilang.
Sementara itu, buntut bentrokan yang menewaskan pasukan India tersebut mendapat kecaman dari rakyat.
Protes anti-China merebak di seluruh wilayah di India.
Masyarakat melakukan boikot terhadap barang-barang asal China dan pemerintah juga ikut turun tangan menolak sejumlah kerjasama dengan negeri Tirai Bambu tersebut.
Penolakan tersebut antara lain dilakukan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah India dengan membatalkan kontrak senilai £ 50 juta yang diberikan kepada Cina untuk membangun 260 mil kereta api barang.
Selain itu, Kementerian Telekomunikasi di Delhi telah memerintahkan perusahaan-perusahaan milik negara untuk menghindari peningkatan infrastruktur 4G buatan Cina. (TribunWow.com)