Terkini Daerah
Diduga Cabuli Anak-anak sejak 2006, Pengurus Gereja di Depok Ditangkap Polisi, Begini Kronologinya
Seorang pengurus gereja di Depok, Jawa Barat, berinisial SPM (42) dibekuk polisi pada Minggu (14/6/2020).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang pengurus gereja di Depok, Jawa Barat, berinisial SPM (42) dibekuk polisi pada Minggu (14/6/2020).
Dilansir TribunWow.com, SPM diduga telah melakukan pencabulan terhadap anak-anak yang tergabung dalam kegiatan gereja.
Tak hanya satu, SPM diduga telah mencabuli 11 anak di bawah umur.
Bahkan, kasus paling lama terlacak bahwa SPM telah melancarkan aksinya sejak 2006 silam.

• Kenal di Facebook dan Kena Bujuk Rayu, Siswi SMP Dicabuli Berkali-kali di Kontrakan Pelaku
• Ayah Cabuli Anak Kandung sampai Istri Terbangun, Minta Putrinya Kembali Pakai Baju agar Tak Ketahuan
Pendamping hukum para korban, Azas Tigor Nainggolan menyatakan SPM melakukan aksi tak senonohnya itu dengan mengancam anak-anak di gereja.
Pasalnya, SPM bertindak sebagai pembina satu di antara kegiatan di gereja.
"Kalau menolak permintaannya si pelaku, mereka diancam, dibilang, 'kamu tidak akan dapat tugas lagi'," kata Azas, dikutip dari Kompas.com, Senin (15/6/2020).
Azas menduga, ada sejumlah korban yang keluar dari kegiatan gereja semenjak kejadian itu.
"Ada juga yang kemudian keluar dan tidak aktif sejak kejadian itu. Mereka trauma, mereka takut," tutur Azas.
"Ada juga yang, misalnya, anak-anak itu menolak diberhentikan sama si pelaku, jadi enggak dikasih tugas lagi."
Lebih lanjut, Azas menduga ada sejumlah penyebab aksi SPM baru terungkap dalam waktu yang cukup lama.
"Saya melihat ini ada situasi di mana korban tidak tahu bahwa dirinya sedang dilecehkan karena mereka masih anak-anak, paling kecil 11 tahun," sambungnya.
Tak hanya itu, ia juga menilai ada sejumlah korban yang tak mau menceritakan kejadian buruk yang menimpanya.
• Pria Cabuli Anak Kandung di Rokan Hulu, Istri sampai Terbangun Dengar Aksi Bejat Suaminya
Azas mengaku sudah berkomunikasi dengan orangtua korban.
"Ketika saya mengobrol dengan orangtuanya, juga orangtuanya kadang tidak ngeh, tidak tahu," ucap Azas.