Breaking News:

Virus Corona

Soal Pasar Sulit Tertib, Prof Wiku Sampaikan Kritik PSBB Dilonggarkan: Enggak Usah Cepat-cepat

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menilai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak perlu terburu-buru dilonggarkan.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Capture YouTube Najwa Shihab
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menilai PSBB tidak perlu terburu-buru dilonggarkan, dalam Mata Najwa, Rabu (10/6/2020). 

"Kalau itu mal, agak mudah karena pintu masuk dan keluar bisa dipisahkan, tetapi kalau itu pasar, becek itu sulit," kata Agus.

"Apalagi pasar kaki lima, yang ada misalnya di Tanah Abang, di Mampang," lanjutnya.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio di acara SAPA INDONESIA PAGI, Jumat (5/6/2020). Agus khawatir di masa PSBB transisi, Corona di Jakarta justru semakin memburuk.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio di acara SAPA INDONESIA PAGI, Jumat (5/6/2020). Agus khawatir di masa PSBB transisi, Corona di Jakarta justru semakin memburuk. (YouTube Kompastv)

Agus lalu mempertanyakan cara petugas gabungan yang sudah ditunjuk untuk menata atau mengawasi para pedagang yang kurang tertib.

Diketahui, pemerintah telah mengerahkan 1.800 petugas gabungan dari TNI dan Polri, serta Satpol PP, gugus tugas dan lain-lain.

Fungsinya adalah untuk mengawasi serta melakukan penertiban secara tegas bagi para pelanggar aturan PSBB.

"Bagaimana kita bisa mengontrol itu, apakah aparat keamanan mulai dari TNI, Polri yang 1.800 itu tersebar di seluruh Indonesia, plus Satpol PP plus macam-macam, itu bisa mengawasi atau menata itu," ujar Agus.

"Saya rasa itu sulit sekali, dan sekali lagi sanksinya akan sulit diterapkan. Kalau mal mudah, dan pemilik mal juga tidak mau ambil risiko," imbuhnya.

Ia lalu mempertanyakan terkait kebijakan pemerintah provinsi DKI yang akan membatasi pengunjung pusat perbelanjaan sebanyak 50 persen.

"Sekarang bagaimana membatasi 50 persen, kita hitung dari yang masuk, kita hitung dari mobil masuk, atau apa?," tanya Agus.

"Ini harus jelas, supaya tidak terjadi bantah-membantah, dan debat yang tidak perlu di pintu masuk. Orang kalau sudah naik pitam berbahaya itu." (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Noviana)

Tags:
Virus CoronaCovid-19pembatasan sosial berskala besar (PSBB)Gugus TugasDKI Jakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved