Virus Corona
Sebut Lonjakan Corona di Jakarta karena Efek Ramadan, Pandu Riono: Tak Bisa Dihubungkan Pelonggaran
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menjelaskan penyebab lonjakan kasus positif Virus Corona (Covid-19) di DKI Jakarta.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
• Surabaya Jadi Zona Merah Pekat, Risma Tak Peduli soal Status: Hari Demi Hari Melototi Data Pasien
Awalnya, ia membahas masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebelum memasuki new normal.
Ia menyarankan PSBB diperpanjang lagi dengan pelonggaran yang sangat minim.
Menurut Pandu, hal itu akan membantu mengedukasi masyarakat sebelum masuk ke new normal.
"Saran saya adalah tetap harus ada diperpanjang. Kalau mau dilonggarkan pilihlah kegiatan-kegiatan yang sangat rendah risikonya," kata Pandu Riono.
"Jadi kita melatih penduduk, mengkomunikasikan terus-menerus supaya menjadi terbiasa," jelasnya.
Ia menyebutkan saat ini masyarakat masih belum siap apabila PSBB dilonggarkan sepenuhnya.
"Tapi kita lihat kemarin penduduk pun euforia. Jadi tidak siap sebenarnya," ungkap Pandu.
"Kita selamanya selalu belum siap," tambahnya.

Melihat euforia masyarakat, Pandu menilai perlu ada masa transisi sebelum masuk ke new normal.
Ia mengapresiasi kebijakan adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang diterapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Bagaimana menghadapinya? Makanya harus ada fase-fase transisi, fase adaptasi menurut Kang Ridwan Kamil," kata Pandu.
"Jadi fase-fase ini yang harus kita atasi," lanjut pakar Epidemiologi ini.
• Akui Bingung Istilah PSBB Transisi, Karni Ilyas pada Anies Baswedan: Pak Gubernur Tertunda-tunda
Pandu lalu mengungkapkan apresiasinya terhadap para kepala daerah yang sekuat tenaga menangani pandemi.
Ia menyebut nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sampai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.