Breaking News:

Virus Corona

Kritik New Normal Terlalu Cepat, Pengamat Trubus Sebut PSBB Jadi Rancu: Tidak Bisa 'Ujug-ujug'

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah menilai kebijakan new normal terlalu cepat diluncurkan.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah buruh mengenakan masker saat pulang kerja di salah satu pabrik di kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). Langkah tersebut dalam rangka pencegahan penularan virus corona (Covid-19) di lingkungan pabrik. Terbaru, ilustrasi buruh mengenakan masker untuk hindari Covid-19. 

"Aman itu bisa ditentukan dengan dibiarkan turun menerus kemudian kasus barunya akan relatif stabil dalam satu minggu," papar Tri Yunis Miko Wahyono.

Ia memberi contoh apabila jumlah kasus relatif stabil maka sudah cukup dianggap aman.

"Misalnya 20-30 terus, kemudian dia akan mencari batas aman sendiri," jelas Tri.

"Stabil itu artinya aman, bisa dipertahankan oleh DKI Jakarta," tambahnya.

Tri menjelaskan indikator DKI Jakarta sudah dapat dianggap aman untuk beranjak ke new normal.

Ia memaparkan dengan kondisi saat ini pertumbuhan kasus masih mungkin terjadi.

Tri menambahkan pertimbangan adanya pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) yang berpotensi menjadi positif.

Pakar Epidemiologi Tri Yunis Miko Wahyono mengingatkan pemerintah DKI Jakarta agar selalu memerhatikan jumlah kasus, Jumat (5/6/2020).
Pakar Epidemiologi Tri Yunis Miko Wahyono mengingatkan pemerintah DKI Jakarta agar selalu memerhatikan jumlah kasus, Jumat (5/6/2020). (Capture YouTube iNews)

 Jakarta Berlakukan PSBB Transisi, Ini yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Warga DKI

"Saya rasa kalau 60 (kasus) sehari, bayangkan kalau seminggu akan ada 400-an," ungkap Tri.

"Kalau 400-an itu bisa diamankan Pemda DKI atau diisolasi dengan baik, bayangkan kalau 400 kasusnya, itu akan ada sekitar PDP 800 dan ODP 800," lanjutnya.

Dari jumlah tersebut, Tri menyebutkan ada 1.600 orang yang harus diawasi.

Jumlah tersebut merupakan angka aktif yang masih dapat terus tumbuh.

Tri membenarkan kasus dapat kembali melonjak jika masyarakat tidak disiplin dan masa transisi dapat dianggap gagal.

"Kalau sekarang rasanya tidak tertangani. Bayangkan sekarang 400 seminggu, kalau ada lonjakan berapa kasus yang akan terjadi," jelas Tri.

"Belum lagi ODP dan PDP yang akan jadi kasus. Bayangkan saja dalam seminggu akan ada ledakan 1.000 kasus, begitu," lanjutnya.

Maka dari itu, ia memperingatkan pemerintah tidak gegabah menyiapkan new normal.

Menurut Tri, indikator jumlah kasus harus dilihat terlebih dulu sebelum menentukan kebijakan tersebut.

"Kita harus hati-hati mempersiapkan new normal dengan baik. Ambil batas aman yang benar-benar aman bila Covid ini sudah stabil dalam seminggu paling tidak," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
PSBBNew NormalVirus Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved