Virus Corona
Kasus Positif di Jakarta Turun, Imam Prasodjo Peringatkan Episentrum Pindah: Kalau Tidak Hati-hati
Sosiolog Imam Prasodjo mengungkapkan dugaannya bahwa episentrum Virus Corona berpindah ke luar DKI Jakarta.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Kalau kita lihat bahwa wabah di Indonesia episentrumnya adalah di Jakarta," kata Tri Yunis Miko Wahyono.
Menurut Tri, jumlah kasus yang naik-turun dalam wabah adalah hal yang lazim.
"Wabah yang terjadi secara penularannya orang ke orang, wabahnya memang naik turun," paparnya.
Ia kemudian menjelaskan angka reproduksi (reproduction number) yang menjadi acuan Pemprov DKI Jakarta untuk mulai melonggarkan PSBB.
"Kalau pakai patokan reproduction number, R0 adalah basis reproduction number," jelas Tri.
"Kalau RT adalah reproduction number pada time tertentu. Itu menunjukkan daya penularannya," lanjutnya.
Saat ini RT yang menunjukkan daya penularan sedang turun di DKI Jakarta, sehingga jumlah kasusnya tampak turun.
Meskipun jumlah kasusnya menurun, Tri menyebutkan belum tentu wabah Virus Corona di Jakarta sudah terkontrol.
"Jadi sekarang bisa diartikan ada penurunan kasus baru di Jakarta. Jadi belum dikatakan apakah kasus barunya itu aman, terkontrol, atau tidak," ungkap Tri.

• PSBB Jakarta Masuk Masa Transisi, Riza Patria Jelaskan Protokol Salat Jumat di Masjid: Wudu di Rumah
Ia mengungkapkan masih ada kemungkinan muncul kasus baru yang saat ini tengah dalam masa inkubasi virus.
"Kalau kita lihat, sehari saja ada 60 kasus. Maka dalam masa inkubasinya 3-10 hari bisa ada 420 kasus," paparnya.
"Bayangkan, itu ada kasus baru yang terjadi dalam masa inkubasi," ungkap dia.
"Itu sangat menyeramkan buat saya kalau dibuka," tambah Tri.
Ia menegaskan pemerintah tidak perlu terburu-buru beranjak ke tahap new normal.
Seperti diketahui, new normal disebut sebagai cara hidup baru yang menerapkan protokol kesehatan setelah adanya Virus Corona.
"Jadi harus pelan-pelan. Harus kita tentukan bersama pada saat kapan bisa kita buka new normal itu kapan," kata Tri.
"Jumlah kasus baru amat menentukan, bukan reproduction number," tutupnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)