Virus Corona
Kisah Pasutri Pedagang Cilok yang Berhasil Lolos Masuk Jakarta, Rogoh Kocek Lebih Mahal untuk Travel
Pasangan suami istri Sumardi (54) dan istrinya yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah akhirnya bisa kembali ke rumahnya di Tanjung Priok, Jakut.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pasangan suami istri Sumardi (54) dan istrinya yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah akhirnya bisa kembali ke rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pasutri yang sehari-hari berdagang bakso cilok itu baru saja kembali dari kampung halamannya di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (1/6/2020).
Mereka mengaku mudik Idul Fitri ke kampung halaman.
• Ganjar Tegaskan Tak Ada Acuan Waktu Kapan New Normal Jateng Dimulai: Ukurannya Seberapa Turun Kurva
Warga Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut itu pun menggunakan jasa mobil travel untuk pulang ke ibu kota.
Sumardi bercerita dirinya bersama sang istri pulang kampung sebelum Ramadan pada April 2020.
Sumardi bersama istri selama 1,5 bulan berada di kampung halaman.
Sumardi pun memutuskan kembali ke rumahnya di Papanggo untuk kembali mencari nafkah sebagai pedagang bakso cilok.
Menggunakan jasa travel, Sumardi mengaku tak menemui hambatan dalam perjalanan berangkat maupun pulang dari Sukoharjo ke Jakarta.
Padahal saat itu masih dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19 ini.
Perjalanan pulang kampung hingga kembali ke perantauan dirasakan Sumardi lancar saja tanpa terjaring razia PSBB di tengah jalan.
• Ilmuwan Sebut Cara Virus Corona Menginfeksi Sel Manusia Unik dan Aneh: Belum Pernah Saya Lihat
"Nggak, nggak diberhentiin petugas," kata Sumardi saat ditemui di rumahnya, Selasa (2/6/2020) sore.
Sumardi mengaku bisa lolos razia PSBB lantaran menggunakan jasa angkutan travel yang enggan ia sebutkan namanya.
Sumardi dan istrinya mendapatkan jaminan sampai di tujuan tanpa terjaring razia apapun.
Namun, Sumardi harus merogoh kocek cukup mahal untuk bisa menggunakan jasa travel tersebut, yakni sebesar Rp 500.000.
"Bayarnya Rp 500.000. Itu lebih mahal dari harga normal. Harga normalnya Rp 200.000," katanya.