Breaking News:

Virus Corona

Khawatir Stigma, Pakar Epidemiologi Ungkap Alasan Banyak Orang Enggan Tes di Jatim: Kalau Positif

Pakar Epidemiologi FKM Unair Atik Choirul Hidayah menjelaskan alasan banyaknya orang yang enggan mengikuti tes Covid-19.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Ilustrasi - Petugas kesehatan mengambil sampel swab lendir tenggorokan dan hidung di halaman RS Pertamina Jaya, Jakarta Timur, Selasa (5/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Atik Choirul Hidayah menjelaskan alasan banyaknya orang yang enggan mengikuti tes Covid-19.

Hal itu ia sampaikan menanggapi masih tingginya kasus positif Virus Corona (Covid-19) di Jawa Timur.

Atik menilai banyak orang yang belum paham seluk-beluk Virus Corona dan bagaimana penyebarannya.

Pakar Epidemiologi FKM Unair Atik Choirul Hidajah membahas pertumbuhan kasus di Surabaya, Jawa Timur, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Selasa (2/6/2020).
Pakar Epidemiologi FKM Unair Atik Choirul Hidajah membahas pertumbuhan kasus di Surabaya, Jawa Timur, dalam Apa Kabar Indonesia Pagi, Selasa (2/6/2020). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

Kasus Corona Jatim Capai 4.922, Pakar Epidemiologi Sebut Bukan Kondisi Nyata: Jauh Lebih Banyak

Dilansir TribunWow.com, awalnya Atik menyebutkan faktor penyebab kasus positif Covid-19 di Jawa Timur masih tumbuh.

"Di satu sisi terkait tracing dan testing, di sisi yang lain terkait bagaimana perilaku dari kita sendiri," kata Atik Choirul Hidayah, dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Selasa (2/6/2020).

Ia lalu menjelaskan bagaimana Virus Corona menular ke orang lain, yakni melalui cairan yang keluar dari organ pernapasan dan mulut.

"Kita tahu bagaimana Covid ini penyebarannya melalui droplet. Droplet ini akan mengikuti setiap pergerakan kita," jelas Atik.

"Kalau kita berbicara, kita bersin, kita batuk, maka akan ada droplet yang keluar dari kita," lanjut dia.

"Ini yang berpotensi menimbulkan penularan," papar Atik.

Ia mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas yang melibatkan interaksi dengan orang lain.

Seperti diketahui, pemerintah juga mengeluarkan imbauan agar menunda kegiatan yang melibatkan massa.

"Oleh karena itu, imbauan terhadap aktivitas yang sesedikit mungkin kita kontak dengan orang lain itu harus kita perhatikan," tegas Atik.

Ia lalu menyinggung alasan banyak orang enggan mengikuti tes Covid-19.

Menurut Atik, masih banyak orang belum paham pentingnya mengikuti tes tersebut.

Wanita di Cianjur Tolak Lakukan Rapid Test dan Coba Lobi Petugas: Saya Sehat Kok, Damai Aja Pak

"Nah, selain itu yang terkait dengan penolakan untuk tracing dan testing, terjadi karena banyak masyarakat yang belum paham," kata Atik.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaEpidemiologCovid-19Jawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved