Virus Corona
Sebut Masyarakat Lebih Memilih 'New Normal' Dibanding PSBB, Bambang Soesatyo: Saya Yakin dan Percaya
Ketua MPR Bambang Soestyo menyinggung mengenai wacana penetapan tatanan normal baru di Indonesia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Namun sejumlah masyarakat menjadi khawatir akan implementasi wacana tersebut dalam bentuk pelonggaran PSBB, karena dikhawatirkan dapat meingkatkan persebaran virus d tengah masyarakat.
Dilansir Kompas.com, Senin (18/5/2020) Menko Perekonomian Airlangga angkat bicara terkait skenario new normal tersebut.
Ia menyatakan bahwa skenario tersebut masih dalam bentuk wacana dan belum akan diterapkan dalam waktu dekat.
Airlangga menyebutkan bahwa untuk mengatur kebijakan tersebut, masih memerlukan pengkajian lebih lanjut.
"Terkait dengan pengkajian yang dilakukan, (kami) masih melihat sektor maupun daerah. Tentu belum ada jadwal yang ditetapkan dan dalam 2 minggu ini tidak ada pelonggaran," terang Airlangga.
Menurut Airlangga, langkah selanjutnya akan ditentukan setelah seluruh kajian normal baru yang dilakukan 2 minggu ini terkumpul.
Nantinya, kesiapan skenario tersebut akan dibuat berdasarkan kapasitas kesehatan tiap daerah, kesiapan sektor publik, tingkat kedisiplinan masyarakat maupun respon publik terkait cara bekerja dan bersosialisasi di kondisi normal baru.
Kajian ini juga akan dibahas secara lebih mendetail dengan mempertimbangkan faktor kesiapan berbagai daerah dan kajian dari sisi etimologi.
Skenario ini nantinya juga akan memberikan golongan pada tiap - tiap daerah sesuai tingkat kesiapan di daerah tersebut.
Rencanya, akan ada 5 level yang disiapkan, yaitu level I krisis (daerah belum siap), level II parah, level III substansial, level IV moderat dan level V rendah.
"Nanti setelah teknis daerah dari segi kesehatan dan kesiapan (siap), baru nanti kami akan sampaikan tahapan-tahapan waktu yang tepat sesuai dengan protokol Covid-19. Yang ditegaskan, ini memerlukan kedisiplinan," terang Airlangga.
Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang mengisntruksikan jajarannya untuk membuat strategi khusus dalam realisasi skenario new normal.
Skenario ini dibuat sebagai upaya pemerintah untuk kembali menggerakkan perekonomian nasional setelah sempat melemah akibat terdampak pandemi Covid-19.
Menurut data yang didapatnya Airlangga menuturkan bahwa ada sekitar 55 persen atau 70 juta penduduk Indonesia yang bekerja di sektor informal sehingga merasakan imbas pandemi tersebut.
"Di perkotaan ada sekitar 30,5 juta, di pedesaan 40 juta. Keterbatasan pekerja informal ini dalam kaitannya untuk kehidupan keseharian. Oleh karena itu presiden minta dibuat strategi khusus agar kita bisa restart ekonomi," tandas Airlangga. (TribunWow.com)
Sebagian artikel ini merupakan olahan dari "Ketua MPR Minta Pemerintah Waspadai Gelombang Kedua Covid-19 Saat New Normal" dan "Ketua MPR Minta Penerapan "New Normal" Berbasis Data yang Valid"