Virus Corona
Sebut Masyarakat Lebih Memilih 'New Normal' Dibanding PSBB, Bambang Soesatyo: Saya Yakin dan Percaya
Ketua MPR Bambang Soestyo menyinggung mengenai wacana penetapan tatanan normal baru di Indonesia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Hal tersebut dicanangkan pemerintah Korea Selatan lantaran muculnya sejumlah kasus baru usai mereka memberlakukan new normal.
Pemerintah Korea Selatan kemudian bergerak dengan sigap untuk memutus potensi penyebaran dengan membatasi aktivitas masyarakat.
Maka dari itu, Bambang berharap agar tatanan normal baru yang rencananya akan diberlakukan di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota dapat berjalan dengan baik.
Sebelumnya, politisi dari Partai Golkar tersebut sempat meminta agar pemerintah dengan seksama merumuskan aturan normal baru sesuai data faktual yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Kami mendorong pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memiliki basis data yang valid untuk menjadi dasar keluarnya kebijakan baru tersebut," kata Bambang.
Ia juga mengusulkan agar kebijakan new normal yang nantinya akan diterapkan tersebut dikaji lebih dalam dengan menggandeng pihak akademisi.
"Perlu dipertimbangkan dan dikaji secara mendalam terlebih dahulu sebelum diputuskan akan memberlakukan new normal di Indonesia, agar mencegah bertambahnya kasus Covid-19 dikarenakan sudah banyak masyarakat yang melakukan aktivitas," singgung Bambang.
"Lakukan pemetaan data, sehingga data yang dikumpulkan dapat dengan tepat dan efektif digunakan untuk mengeluarkan kebijakan," tandasnya.
• Gelisah Respons Wacana Sekolah Buka di Era New Normal, Guru TK di Bekasi: Berisiko Tinggi
Wacana Skenario New Normal
Terkait wacana skenario new normal, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku masih melakukan pengkajian.
Ia memastikan tidak akan ada pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam 2 minggu ke depan.
Airlangga juga menyebutkan bahwa nantinya akan ada penggolongan daerah sesuai kesiapan dan sisi etimologi yang telah diteliti.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebutkan wacana tatanan kebiasaan baru atau yang disebut new normal.
Tatanan baru tersebut berkaitan dengan perilaku masyarakat pasca pandemi Virus Corona yang akan berubah karena harus hidup berdampingan dengan virus tersebut.
Hal ini berdasarkan pernyataan badan kesehatan dunia atau WHO yang menyatakan adanya kemungkinan virus ini menjadi endemik atau tidak akan pernah hilang dari tengah masyarakat.