Terkini Nasional
Yunarto Wijaya Ngaku Sempat Ditawari Jabatan Stafsus hingga Komisaris BUMN: Tapi Gue Tolak
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku sempat menolak sejumlah tawaran jabatan di pemerintahan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku sempat menolak sejumlah tawaran jabatan di pemerintahan.
Sebelumnya, sejak Pilpres 2014 hingga 2019, Yunarto Wijaya dikenal sebagai pendukung presiden Joko Widodo (Jokowi), dan ia tak mempermasalahkan anggapan itu.
Dilansir TrinbunWow.com, Yunarto Wijaya lantas menyebut pernah ditawari jabatan sebagai staf khusus (stafsus) hingga komisaris di perusahaan BUMN.
Namun, hingga kini Yunarto Wijaya mengaku enggan menerima jabatan-jabatan tersebut.

• Akui sebagai Pemakai dan Ketergantungan Narkoba setelah Ditangkap, Dwi Sasono: Saya Ingin Sembuh
• Yunarto Wijaya Akui Dapat Ancaman hingga Ditabrak Truk seusai Pilpres 2019: Ternyata Seserius Itu
Hal itu disampaikannya melalui kanal YouTube Robert Harianto, Jumat (8/5/2020).
"Ditawarin ada, sempat ada tawaran terkait dengan stafsus ada," ucap Yunarto.
"Dan memang gue nolak, 2014 pun sempat dibahas itu tapi gue nolak."
Menurut Yunarto, dia belum ingin duduk di jabatan pemerintahan.
Bukan karena tak siap, ia mengaku baru memulai karier di bidang politik.
Melanjutkan penjelasannya, Yunarto lantas menyinggung nama mantan Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Simple, karena gue merasa baru memulai karier ini, kenikmatan panggung ini. Kalau gue langsung masuk sistem gue punya tato permanen yang agak sulit untuk dilepasin," kata Yunarto.
"Its like Mas Andi Mallarangeng, Daniel Sparingga, dua orang yang dulu gue idolakan sebagai pengamat politik."
Lebih lanjut, ia menyinggung citranya yang dicap sebagai pendukung Jokowi.
• Beri Nilai Kabinet Jokowi 6, Yunarto Wijaya Sindir soal Rangkap Jabatan: Terlalu Banyak Tanda Tanya
Meskipun tak ambil pusing soal julukan itu, Yunarto mengaku hingga kini belum tergiur jabatan di pemerintahan.
"Dan walaupun sekarang gue dicap c*b*ng, gue dicap c*b*ng karena gue berargumentasi, gue ikut proses dialog bukan ketika gue menikmati kekuasaan," jelas Yunarto.