Virus Corona
Tegal Mulai New Normal, Wawali Jumadi Tak Gegabah Buka Sekolah: TK, SD, SMP Itu Pasti Berinteraksi
Meskipun telah memulai memasuki era new normal, Pemerintah Kota Tegal tidak ingin gegabah membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Ini harus dijadikan solusi yang komprehensif," tegas Jumadi.
• Jokowi Minta Penerapan New Normal di Sekolah Tak Grasa-grusu, Muhadjir: Resikonya Terlalu Besar
Apabila kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan secara daring, ia meminta kejelasan panduan kegiatan belajar secara daring.
"Kalau kita mau online, online-nya yang seperti apa," ucapnya.
Ia mengatakan apabila ada penanganan khusus maka akan lebih mudah diterapkan ke golongan remaja yang telah duduk di bangku SMA dibandingkan anak-anak kecil.
"Menurut saya mungkin yang paling tepat adalah, oke yang masih SMA mungkin masih bisa di-treatment (ditangani -red) ulang," ujar Jumadi.
"Tapi anak-anak kecil saya kira ini harus diperhatikan, TK, SD, SMP itu pasti dia akan bermain, berinteraksi, ini harus lebih hati-hati."
"Kalau tidak, bisa berbahaya," tandasnya.
Berdasarkan laporan wartawan Kompas di Tegal, ditemukan banyak warga yang tidak mengindahkan protokol kesehatan pada hari pertama berjalannya new normal.
Pada Sabtu (30/5/2020) malam nampak masyarakat mengerumuni Alun-alun Kota Tegal.
Beberapa di antara mereka nampak tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak satu sama lain.
• Enggan Denda Pelanggar New Normal di Tegal, Wawali Jumadi: Ekonomi Lagi Susah, Saya Kira Belum Pas
Simak videonya mulai menit ke-3.30:
KPAI: 80 Persen Orang Tua Menolak, 80 Persen Siswa Minta Sekolah
Sebelumnya diberitakan, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti tak kuasa menahan tawa saat mengungkapkan hasil angket yang telah diunggahnya.
Dari kalkulasi yang didapatkan, 80 persen responden yang berasal dari orang tua menolak sekolah dibuka kembali saat tahun ajaran baru.
Meski dengan aturan normal baru, para orangtua tersebut tetap khawatir karena situasi pandemi yang masih belum menentu.
Hal ini malah berkebalikan dengan hasil survei dari responden anak-anak yang menginginkan untuk bisa kembali ke sekolah.
Mereka diduga jenuh menjalani belajar dari rumah dan ingin segera bertemu kembali dengan kawan-kawan di sekolah.