Virus Corona
New Normal saat Kasus Corona Naik-Turun, Moeldoko Beri Contoh China: Jangan Sampai Dikata Plin-plan
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjelaskan kebijakan new normal yang akan segera digulirkan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Moeldoko kembali menegaskan pertumbuhan kasus di berbagai daerah bisa sangat fluktuatif, bahkan sangat mungkin terjadi lonjakan.
"Seperti pendulum itu, bisa suatu saat bergerak di hijau, bagus. Tahu-tahu muncul lagi langsung merah, bahkan tidak melalui kuning," ungkapnya.
"Maka itu harus dilakukan kebijakan baru lagi," lanjut Moeldoko.
Apabila terjadi lonjakan kasus, maka akan dilakukan evaluasi dan kebijakan baru yang lebih sesuai.
Menurut dia, hal semacam itu terjadi pula di negara-negara lain.
"Ini sering dilakukan. Di China seperti itu, di Jepang juga seperti itu," kata Moeldoko.
"Di Singapura begitu orang memuji kondisinya bagus, tahu-tahu muncul situasi baru," lanjutnya.
Setelah terjadi lonjakan kasus, bahkan gelombang dua wabah, kemungkinan akan dibuat kebijakan baru.
"Yang penting dipahami masyarakat, jangan sampai nanti dikatakan pemerintah plin-plan," papar Moeldoko.
"Ini sifatnya sebelum vaksin ditemukan, maka situasi seperti itu tidak pernah berhenti," tambahnya.
• Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi
Lihat videonya mulai menit 16:45
Tanggapan IDI
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih menanggapi wacana new normal yang akan segera dilaksanakan.
New normal disebut sebagai cara hidup baru seusai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai diterapkan.