Terkini Nasional
Disebut Sakit Hati karena Sering Kritik, Refly Harun Sindir Balik Buzzer: Dilayani, Habis Waktu
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun sempat disinggung oleh satu akun warganet bahwa dirinya sakit hati pada pemerintah.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Refly menambahkan, meski dirinya selama ini mengkritik, bukan berarti ia setuju soal adanya konspirasi menjatuhkan kekuasaan.
"Saya juga tidak setuju ada konspirasi misalnya untuk menjatuhkan pemerintahan dan lain sebagainya, enggak ," tegasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-17.40:
Ditanya soal Tawaran Masuk Lagi ke Pemerintahan
Pada kesempatan yang sama, Refly juga sempat ditanya apakah mau jika ditawari jabatan di pemerintahan.
Dalam video itu, seorang warganet juga bertanya posisi apa yang diinginkan jika ditawari gabung dalam pemerintahan.
• Alasan Refly Harun Aktif di YouTube dengan Konten Kritisnya: Bisa Lebih Terdistribusi secara Luas
"Kalau diajak ke pemerintahan apakah bapak mau? Kalau mau posisi apa yang paling ideal untuk bapak? Kalau ada nilai 1-10 berapa nilai bapak untuk pemerintahan saat ini?" ujar Refly Harun membacakan pertanyaan.
Refly Harun lantas menjawab bahwa jabatan bukanlah yang terpenting melainkan apa yang bisa dilakukan bagi negara.
"Wah ini berat sekali pertanyaannya, mau atau tidak itu tergantung hati, kita kan tidak berpikir untuk jabatannya."
"Tapi bagaimana memberikan kontribusi," ujar Refly.
Lalu, Refly menceritakan bahwa dirinya juga pernah menjadi Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara.
Namun, ia mengaku merasa tidak cocok hingga akhirnya memutuskan mengundurkan diri.
"Saya di awal-awal Pemerintahan Jokowi pernah menjadi staf khusus Menteri Sekretaris Negara tapi rupanya empat bulan saja saya bisa bertahan."
"Karena saya merasa chemistry-nya enggak jalan, saya merasa enggak cocok di lingkaran itu. Maka kemudian akhirnya saya mengundurkan diri," ceritanya.
Meski demikian, Pakar Hukum Tata Negara asal Palembang ini mengaku tak tahu apa yang terjadi di masa depan.