Virus Corona
Dokter Tirta Kecewa Banyak Masyarakat Masih Nekat Langgar PSBB: Warga Maunya Apa Sih?
dokter Tirta Mandira Hudhi menyesalkan sikap banyaknya masyarakat yang masih mengabaikan aturan jaga jarak di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Jadi kita ini terserah karena ini warga maunya gimana sih, jadi terjebak di dua arah gitu loh," sambungnya.
Dengan tegas, dokter Tirta menyayangkan bahwa banyak orang rela di-PHK karena Covid-19.
Namun, di sisi lain banyak orang justru keluar di tengah pandemi tersebut.
• Anies Baswedan Khawatir Potensi Gelombang 2 Corona di Jakarta: Ini Bukan untuk Kepentingan Apa-apa
"Sadar enggak 2 juta orang di PHK, sadar enggak semua WO (Wedding Organizer, Event Organizer) sama acara-acara TV, pekerja lepas, kameramen, videographer itu enggak makan loh selama dua bulan."
"Kita di rumah patuh sama pemerintah, kenapa kamu kok nekat keluar," serunya.
Lalu ia juga mengungkit di mana pasien baru Virus Corona di Indonesia sempat mencapai hampir 1000 orang.
"Dan hari ini tanggal 21 Mei 2020 Kemenkes mengatakan nyaris 1000 orang positif sehari," singgungnya.
Lihat videonya mulai menit ke-1:30:
Kritik Jokowi soal 'Damai dengan Corona'
Pada kesempatan yang sama, dokter Tirta mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal istilah berdamai dengan Virus Corona.
dokter Tirta menilai, untuk menghindari penyebaran Virus Corona makin luas adalah pembatasan mobilisasi masyarakat.

• Bahas soal The New Normal, AM Putut Prabantoro Sebut Pemerintah Tak Boleh Dibiarkan Jalan Sendiri
Ia merasa Salat Id di zona hijau tidak masalah dilaksanakan tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Yang patut direm adalah mobilisasi, kalau hijau kalian salat Id dengan prosedur new normal pakai masker atau tidak cium tangan enggak papa," ujar dokter Tirta.
Selain itu, restoran menurutnya juga boleh bukan asal dengan penerapan protokol kesehatan.
Sedangkan, yang harus dijaga ketat adalah mobilisasi manusia.
"Kalau membuka restoran tapi dengan catatan kapasitas separo enggak papa."