Breaking News:

Virus Corona

Bahas soal The New Normal, AM Putut Prabantoro Sebut Pemerintah Tak Boleh Dibiarkan Jalan Sendiri

Putut mengatakan bahwa protokol New Normal harus dilihat sebagai momentum bagi bangsa Indonesia untuk bangkit kembali.

Editor: Lailatun Niqmah
HO/Tribunnews.com
Alumnus Lemhannas PPSA XXI, AM Putut Prabantoro 

TRIBUNWOW.COM - Alumnus Lemhannas PPSA XXI, AM Putut Prabantoro menyoroti soal kondisi New Normal dalam menghadapi Virus Corona.

Dalam rilis yang diterima TribunWow.com, Selasa (26/5/2020), Putut mengatakan bahwa protokol New Normal harus dilihat sebagai momentum bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dan membenahi kehidupannya kembali.

Menurutnya, momentum ini harus dilihat sebagai langkah awal untuk mewujudkan ketahanan nasional (Tannas) yang akan dan harus diwujudkan dan dimulai dari kondisi New Normal.

Daftar Lengkap 60 Mal di DKI Jakarta yang Berencana Buka Lagi 5 Juni 2020 Mendatang

Oleh karena itu, dalam konteks New Normal, pemerintah tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri tetapi harus dibantu agar terwujud “The New Indonesia”.

Jika dapat diibaratkan, Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) itu menilai, melawan Covid-19 adalah perang yang sesungguhnya dan seluruh dunia saat ini berperang melawan virus ini agar dapat kembali ke kehidupan normal.

Prihatinnya, perang ini sungguh sulit ditentukan kapan berakhir dan dimenangkan mengingat musuh yang dihadapi tak nampak meski ketakutan atau teror yang dibuatnya sudah sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Covid sebagai musuh tak nampak ini, demikian dijelaskan, mengingatkan semua bangsa terhadap tiga ‘senjata utama” yang harus dimiliki untuk memenangkan perang.

Perang dimenangkan jika suatu bangsa memiliki ketahanan di bidang pangan, air dan enerji, yang merupakan senjata utama.

Tanpa memiliki tiga senjata utama ini, perang tidak akan dimenangkan oleh bangsa Indonesia.

Hal ini bisa dilihat saat masa darurat dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, kekhawatiran utama yang muncul adalah apakah pangan masih tersedia.

“Setidaknya dalam waktu satu bulan sudah dua kali yakni April dan Mei 2020, Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat Indonesia tentang ancaman krisis pangan," kata Putut Prabantoro di Jakarta, Senin (25/5/2020).

"Dalam konteks ini, mengingat waktu perang melawan covid tidak berbatas, peringatan Presiden Joko Widodo harus diartikan sebagai kondisi sangat mendesak untuk mewujudkan ketahanan pangan."

"Jika tidak ada pangan apakah kita tidak akan menanam sendiri, apakah tanahnya ada, dan apakah masyarakat Indonesia mau kembali ke sawah?” tegas Putut Prabantoro.

Nasib Apes Pencuri Ponsel Pasien Positif Virus Corona di Ruang Isolasi, Kini Ikut Dikarantina

Alumnus PPSA XXI ini juga menekankan, pembentukan karakter bangsa Indonesia, sebagai contoh lain, harus dibangun kembali dengan pendekatan berbeda agar The New Indonesia juga memiliki warga negara yang memiliki wawasan baru dalam ketahanan nasional.

Tanpa pembentukan karakter dengan cara yang berbeda, bangsa Indonesia tidak akan mampu menghadapi tantangan global menuju Tahun Emas 2045.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
New NormalAM Putut PrabantoroVirus CoronaLembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved