Terkini Daerah
Penuturan Pemudik yang Nekat Jalan Kaki dari Jakarta: Mereka Terkejut, Ada yang Minum sampai Kesedak
Aksi nekat pemudik dari Jakarta yang berupaya pulang ke kampung halamannya di Solo, mengejutkan banyak orang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sebab, bila masih harus tinggal di Jakarta, Rio juga tidak akan mampu bertahan karena juga masih harus membayar kontrakan tiap bulannya.
Diketahui, saat ini Rio tengah menjalani karantina di gedung Graha Wisata Niaga Jalan Slamet Riyadi milik Pemerintah Kota Solo.
Ia harus dikarantina selama 14 hari sesuai peraturan pemkot yang mengharuskan para pemudik untu dikarantina demi mencegah penyebaran Virus Corona lebih lanjut.
• Mengaku Tetap Puasa, Pemudik yang Nekat Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo Tempuh Jarak hingga 440 km
Sempat akan Naik Angkutan
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Rio tersebut sempat akan mudik menggunakan angkutan umum, namun batal karena dirasa terlalu mahal.
"Saya mencoba naik angkutan umum, tapi sangat mahal, Rp 500.000 tarifnya. Terus yang datang bukan bus tapi Elf, dan penumpangnya melebihi kapasitas," tutur Rio saat dikonfirmasi Kompas.com di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020)
Ia pun urung untuk pulang ke kampung halaman menggunakan armada tersebut dan kemudian mencoba mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Namun niatnya ini juga gagal, karena sesampainya, di Cikarang, Jawa Barat, Rio harus berhadapan dengan petugas yang melarangnya untuk lewat.
Meskipun sempat cekcok dan ngotot ingin mudik, Rio akhirnya harus mengalah dan berputar balik kembali ke Jakarta.
"Akhirnya saya minta uangnya. Paginya saya berangkat lagi pinjam kendaraan pribadi. Sampai di Cikarang harus balik, harus ribut dulu sama petugas. Saya tetap mengotot untuk pulang karena di- PHK tidak ada pendapatan, terus mau ke mana?" terangnya.
Rio pun dengan bulat hati tetap ingin kembali ke Solo.
Niatnya tersebut bukan tanpa pertimbangan, sebab jika tinggal di Jakarta, ia sudah tidak memiliki penghasilan untuk menyambung hidup, padahal ia masih harus membayar kontrakan setiap bulannya.
Akhirnya, ia tidak melihat cara lain selain berjalan kaki agar dapat sampai di kota asalnya.
Ia sempat dicegah oleh temannya, dan diminta tinggal sementara di rumah mereka.
Namun karena tak ingin merepotkan, Rio memutuskan untuk tetap melaksanakan niatnya pulang kampung.