Virus Corona
Keberhasilan PSBB Jawa Barat, Ridwan Kamil Waspada OTG dari Pemudik: Akan Ganggu Tren Menggembirakan
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak atas keberhasilan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jabar.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak atas keberhasilan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jabar.
Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil sebelumnya telah menyampaikan tentang laporan evaluasi PSBB di Jawa Barat dan hasilnya disebut sangat menggembirakan.
Hal itu dibuktikan dengan jumlah kasus Virus Corona di Jawa Barat yang mengalami penurunan.

• Beda Pandangan Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo soal Kenaikan BPJS: Kami Butuh Jawaban
Meski begitu, Ridwan Kamil mengaku masih khawatir dengan kemungkinan penambahan kasus baru yang disebabkan oleh masuknya para pemudik yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Menurutnya tren menggembirakan tersebut bisa saja terancam dengan masuknya OTG dari pemudik yang masih nekat masuk Jawa Barat.
Dirinya mengungkapkan terdapat sekitar 700 ribu warga Jawa Barat yang berada di perantauan.
Namun 300 ribu di antaranya sudah bocor dan kembali ke Jawa Barat.
Maka dari itu 300 ribu pemudik tersebut tentunya harus mendapatkan perhatian dan pengawasan lebih untuk mencegah adanya kluster penularan baru.
Hal ini disampaikan Ridwan Kamil dalam acara Kabar Petang tvOne, Sabtu (16/5/2020).
"Yang harus diwaspadai adalah potensi OTG dari pemudik yang kemuingkinan akan datang hampir 700 ribu orang sudah bocor sekitar 300 ribu orang," kata Ridwan Kamil.
"Jadi jika trend positif ini digagalkan oleh datangnya potensi-potensi OTG pemudik yang jumlahnya diperkirakan ada 300 itu akan menganggung tren yang menggembirakan yang ada di Jawa Barat," sambungnya.
• Indonesia Berhasil Membuat Alat Rapid Tes Berakurasi hingga 80 Persen, Ridwan Kamil: Tak Impor Lagi
Selain itu, Mantan Wali Kota Bandung itu jugamemberikan apresiasi tinggi kepada para dokter dan tenaga medis yang sudah berjuang penuh.
Karena keberhasilan penurunan kasus di Jawa Barat juga tidak terlepas dari peran para tenaga medis.
"Sehingga ini berita baik untuk dokter dan tenaga kesehatan. Saya ucapkan terima kasih atas kerja kerasnya bahwa pasien yang sembuh dua kali lipat lebih banyak," sebutnya.
"Tinggal mewaspadai yang namanya pemudik sebagai potensi persebaran baru," punkasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
Berhasil Membuat Alat Rapid Tes Berakurasi hingga 80 Persen
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengumumkan adanya alat rapid tes Virus Corona yang telah berhasil dibuat sendiri oleh anak bangsa.
Gabungan peneliti asal Universitas Padjajaran dan Industri Bioteknologi Jawa Barat berhasil memproduksi sendiri alat uji cepat atau alat rapid tes untuk Covid-19.
Sebelumnya, Indonesia masih harus mengimpor alat rapid tes tersebut dari Tiongkok ataupun beberapa negara lainnya.
• Ridwan Kamil Bingung soal Alur Bansos, Mensos Juliari: Beliau Rapat Tidak Pernah Menyampaikan
Namun dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat membantu mengurangi biaya untuk membeli rapid tes dan dapat membantu dalam penanggulangan pandemi Virus Corona di Indonesia.
Kabar tersebut disampaikan Ridwan Kamil melalui akun instagramnya, @ridwankamil, Jumat (15/5/2020).
Ia mengunggah sejumlah foto yang menampilkan bentuk alat rapid tes buatan Indonesia itu, beserta penjelasan terkait alat tersebut.
Dalam unggahannya, Ridwan Kamil menampilkan perbandingan efektivitas alat tes PCR, alat rapid tes buatan Indonesia yang diberi nama Cepad, alat rapid tes biasa dan alat SPR yang diproduksi oleh ITB.
Gubernur Jawa Barat tersebut juga menjelaskan bahwa alat rapid tes asal Indonesia ini merupakan alat tes yang berbasis antigen, sehingga keakuratannya dalam mendeteksi virus dinilai lebih tinggi dari alat rapid tes biasa.

Diketahui, alat rapid tes yang sering digunakan memiliki dua jenis, pertama, yang berbasis serologi, yaitu alat rapid tes yang menguji sampel darah untuk mengecek antibodi.
Rapid tes jenis ini dikatakan kurang akurat karena masih menimbulkan false negative atau hasil negatif yang salah.
Sedangkan jenis kedua adalah rapid tes berbasis antigen yang mengecek sampel swab pasien sehingga dapat lebih akurat dalam mengidentifikasi virus.
• Jokowi Sadari Belum Semua Bansos Corona Tersalurkan, Minta Jajarannya Sederhanakan Prosedurnya
Menurut Ridwan Kamil, alat tes cepat buatan Indonesia ini memiliki tingkat keakuratan hingga 80 persen, melebihi tingkat keakuratan alat rapid tes yang biasa diimpor pemerintah.
Padahal, harga alat rapid tes ini hanya satu per tiga dari harga rapid tes yang diimpor oleh negara dari Tiongkok.
Oleh karena itu, dengan adanya penemuan ini, Ridwan Kamil berharap dapat memenuhi kebutuhan alat rapid tes di Indonesia.
Dan dapat membantu dengan cepat menanggulangi pandemi Virus Corona, karena pemerintah tidak perlu lagi menunggu datangnya alat rapid tes dari luar negeri.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Noviana)