Virus Corona
Sebut Kasus Corona Bisa sampai 40 Ribu, Prof Ari Ungkap Daerah Episentrum: Virusnya Enggak ke Mana
Profesor Ari Fahrial Syam menyoroti pentingnya mematuhi larangan mudik, terutama bagi masyarakat di daerah episentrum.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Ia menyebutkan pentingnya menemukan klaster penyebaran virus di daerah masing-masing.
"Jadi sebenarnya yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah adalah tadi itu, klaster-klaster harus ditemukan," jelas Ari.
"Misalnya di Bojonegoro atau misalnya di Jogja, di Indogrosir. Mesti seperti itu," paparnya.
Dari setiap kasus positif yang muncul, perlu ada penelusuran terhadap kemungkinan orang yang sudah pernah berkontak dengan pasien pertama.
"Jadi satu kasus benar-benar harus tracing yang benar karena sumbernya dari orang yang memang positif," kata Ari.
"Virusnya ada di orang tersebut," lanjutnya.
"Ini yang harus dikejar oleh pemerintah daerah. Masyarakat harus benar-benar disiplin," tegas Ari.
Bagi masyarakat sendiri, Ari mengatakan penting untuk memerhatikan daya tahan tubuh.
"Daya tahan tubuh ini harus diperhatikan, makan sayur dan buah-buahan, silakan mengonsumsi herbal-herbal Indonesia itu yang dikatakan meningkatkan daya tahan tubuh," jelas dia.
Profesor Ari lalu mengungkapkan prediksinya sejak awal kasus positif mulai muncul di Indonesia.
"Saya akan melihat, kalau ini terjadi terus, dalam 10 hari kita naik 5 ribu, 20 hari kita naik 10 ribu, 30 hari kita naik 15 ribu, maka di awal Juni kita akan mendapat angka 25 ribu," katanya.
"Belum lagi kalau mudik ini tidak dikendalikan mungkin bisa sampai 40 ribu," tambah Ari.
Menurut Ari, beberapa tempat telah menjadi pusat penyebaran virus.
"Jakarta, Bandung, Surabaya merupakan episentrum tempat penyebaran," jelas dia.
"Ketika mereka kembali ke daerah, kita bisa tunggu apa yang terjadi di daerah tersebut," kata Ari.
• Ilmuwan Singapura Prediksi Corona di Indonesia Berakhir Bulan Oktober, Titik Puncak April-Mei