Virus Corona
Heran Jatim Macet, Ahli Epidemiologi Sebut Warga 'Kucing-kucingan' dengan Petugas: Tahu Jalan Tikus
Ahli Epidemiologi Windhu Purnomo menanggapi situasi di Jawa Timur yang masih ramai meskipun ada PSBB.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
"Tetapi tidak bebas pergerakan. Pasar-pasar pun masih ada dan para pengunjung tidak melakukan protokol kesehatan yang seharusnya," papar Windhu.
Windhu membenarkan masih banyak kemacetan yang ia lihat di jalan.
"Betul, jadi heran masih ada kemacetan," komentar Windhu.
Melihat fenomena tersebut, Windhu menyampaikan kesimpulannya.
"Artinya begini, di sana jelas ada pembatasan. Ada yang dilarang, ada yang diperkecualikan," kata dia.
Menurut Windhu, masih banyak perusahaan yang beroperasi dan karyawan yang masih nekat berangkat kerja.
"Seperti industri, misalnya. Industri harusnya hanya yang berkaitan dengan kesehatan, bahan pokok, bahan dasar yang dibutuhkan masyarakat, energi," paparnya.
"Tetapi kenyataannya ada perusahaan atau pabrik yang masih tetap beroperasi," jelas Windhu.
• Persiapkan PSBB Surabaya, Khofifah Sebut Jadi Episentrum di Jatim: Banyak Perantau di Jabodetabek
Lihat videonya mulai menit ke-4.50:
Surabaya Jadi Episentrum di Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mempersiapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Jawa Timur.
Hal itu ia sampaikan melalui iNews Malam, Rabu (22/4/2020).
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur telah mengajukan PSBB diterapkan di Surabaya terkait pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19).
• Sebut Wajar Kesalahan Penyaluran Bansos PSBB, Anies Baswedan: Yang Butuh Lebih Banyak dari Daftar
Selain Surabaya, daerah lain yang melakukan PSBB adalah Provinsi Sumatera Barat, DKI Jakarta, Bandung Raya, Kota Banjarmasin, dan lain-lain.