Virus Corona
Transportasi Dibuka, Ridwan Kamil Sebut OTG Tetap Berbahaya: Itu Argumen akan Saya Bawa ke Kemenhub
Ridwan Kamil angkat bicara soal diizinkannya angkutan umum untuk beroperasi oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Akibatnya penanganan yang di luar Jawa itu yang tidak ada spesialisnya menjadi terhambat," papar Yurianto.
Selain itu, penerbangan diperlukan untuk mengirimkan teknisi untuk menggunakan alat kesehatan.
"Kedua, penambahan alat yang berada di rumah-rumah sakit di luar Jawa," jelas Yurianto.
"Alat tidak mungkin dikirim hanya alat, harus ada teknisi yang melakukan setting, harus ada teknisi yang melakukan kalibrasi," lanjut dia.
"Keberangkatan alat tidak masalah, tetapi SDM untuk melakukan setting kalau enggak diberangkatkan, alat itu tidak bisa dipasang," kata Yurianto.
Alat kesehatan lainnya seperti obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) juga perlu dikirim dengan penerbangan.
"Kemudian yang berikutnya adalah transportasi pengiriman logistik kesehatan," ungkap Achmad Yurianto.
"Di antaranya kalau dari pusat ke daerah adalah reagen untuk pemeriksaan PCR, obat, APD, atau yang lainnya," lanjut dia.
Penelitian sampel dari pasien dalam pengawasan (PDP) juga diperlukan, terutama di banyak daerah yang belum memiliki peralatan laboratorium yang memadai.
"Kemudian dari daerah ke pusat, spesimen sampel dari PDP yang kita duga Covid," kata Yurianto.
"Atau pasien Covid yang sudah dirawat, diperlukan follow up untuk mengetahui tindak lanjut perawatan pelayanannya. Apakah sudah negatif bisa pulang atau enggak," paparnya.
"Kalau tidak ada penerbangan, ini tidak bisa jalan," tambah Yurianto. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)