Terkini Nasional
Bahas Kartu Prakerja, Rocky Gerung Curigai Kejahatan di Baliknya: Diguyur Dulu biar Bisa Dibolongin
Refly Harun bersama dengan Rocky Gerung membagas soal program Kartu Prakerja yang menghabiskan anggaran hingga triliunan rupiah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
Sri Mulyani pastinya memikirkan bagaimana penggunaan APBN secara tepat.
• Sebut Corona Jadi Alat Deteksi Kekuasaan, BEM UIN Jakarta: Apakah Pemerintah Serius Urusi Rakyat?
"Saya bisa bayangkan misalnya Sri Mulyani pro apa dalam soal itu?," terang Rocky.
"Mungkin Sri Mulyani ekonom raisonal, dan dia tetap menganggap APBN mesti dikendalikan jangan sampai bolong."
"Tetapi dalam pikiran Sri Mulyani dia ingin agar supaya tidak bolong oleh hal-hal yang tidak urgent," jelasnya.
Oleh karena itu, Rocky Gerung mengatakan ada paksaan kepada Sri Mulyani untuk tetap mengikuti arahan tersebut.
Karena pada dasarnya, Kartu Prakerja ini merupakan sebuah janji dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam masa kampanyenya.
"Misalnya Kartu Pra Kerja, dari awal Sri Mulyani merasa bingung, Presiden menjanjikan Kartu Prakerja dalam kampanyenya," kata Rocky.
"Kita baca di media masa sebelum ribut-ribut soal Covid, sekarang Kartu Prakerja itu juga diajukan," sambungnya.
"Bahkan kesannya dipaksakan karena dibela terus oleh istana."
• Singgung PKS, Fahri Hamzah Bocorkan Tradisi Buruk yang Ada di DPR: Seperti Orang Main Catur
Dengan kondisi yang terjadi soal Kartu Prakerja, Rocky Gerung menduga ada tujuan lain dari program tersebut.
Ia menilai ada bisnis yang dilakukan dengan memanfaatkan Kartu Prakerja.
Seperti yang diketahui, dalam penerapannya, Kartu Prakerja bahkan melibatkan para mitra untuk menunjang pelatihan.
Hal itulah yang dirasa tidak perlu karena hanya pemborosan.
"Itu artinya ada bisnis di situ, saya enggak tahu siapa yang rancang Kartu Prakerja itu."
"Kalau saya duga Sri Mulyani pasti tidak setuju dengan Kartu Prakerja itu karena pemborosan," pungkasnya. (TribunWow.com)