Virus Corona
Soal Larangan Mudik, Karni Ilyas Soroti Warga yang Nekat Lalui 'Jalan Tikus': Mau Nyolong ke Mana?
Pemimpin redaksi tvOne, Karni Ilyas angkat bicara soal larangan mudik yang disampaikan pemerintah jelang Hari Raya Idul Fitri.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pemimpin redaksi tvOne, Karni Ilyas angkat bicara soal larangan mudik yang disampaikan pemerintah jelang Hari Raya Idul Fitri.
Terkait larangan tersebut, Karni Ilyas menyebut pemerintah harus mengerahkan aparat kepolisian tidak hanya dijalur utama menuju daerah.
Namun, juga di wilayah yang memiliki 'jalan tikus' bagi para pemudik.
Jika penjagaan dilakukan sampai dengan 'jalan tikus', Karni Ilyas menilai larangan mudik akan berhasil diterapkan.

• Tak Hanya Pengendara Mobil, Pemudik yang Pakai Motor Juga akan Dipaksa Putar Balik
• Denda Rp 100 Juta Menanti Warga yang Nekat Mudik, Berikut Kriteria Pemudik yang akan Diberi Sanksi
Melalui tayangan YouTube tvOneNews, Senin (27/4/2020), Karni Ilyas mulanya menyinggung soal banyaknya penilaian negatif soal penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dan ini banyak yang khawtair PSBB enggak akan efektif, nanti begini begitu," kata Karni Ilyas.
Menurut dia, kebijakan larangan mudik sangat tepat dilakukan.
Karni Ilyas menilai, dengan kebijakan tersebut bisa memutus rantai penyebaran Virus Corona di daerah.
"Tapi dengan keputusan hari ini bahwa wilayah ditutup total dengan alasan tidak boleh mudik selama lebaran ini tepat sekali," jelas Karni Ilyas.
"Karena dengan demikian rantai tadi akan putus, kalau orangnya kena di Jakarta tidak menularkan ke daerah, orang daerah tidak menularkan kembali ke Jakarta."
Terkait hal itu, Karni Ilyas lantas mempertanyakan keefektifitasan larangan mudik tersebut.
• Ungkap Alasan Lain Masyarakat Tetap Nekat Mudik, Sosiolog: Bukan Semata-mata Silaturahmi Keluarga
Ia pun menyoroti soal banyaknya pemudik yang nekat melalui 'jalan tikus' ke kampung halaman demi menghindari pantauan aparat kepolisian.
"Lah efektif enggak ini?," kata Karni Ilyas.
"Menurut saya kalau yang dilakukan polisi sekarang walaupun katanya masih bisa nyolong-nyolong ke jalan tikus."
Lantas, ia menyebut kepolisian perlu memperluas penjagaan agar larangan mudik itu benar-benar ditaati oleh seluruh warga.
"Tapi kalau di depan jalan tikus itu udah diadang lagi mau nyolong ke mana? Balik lagi lah," ucapnya.
"Kalau polisi bisa melakukan ini pasti akan sukses dari segi larangan mudik ya."
Karena itu, untuk menyukseskan kebijakan larangan mudik, Karni Ilyas menyatakan dibutuhkan kerja sama antara pemerintah hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Tapi kalau penerbangan dari Jakarta ke daerah, tidak hanya di Pulau Jawa, penerbangan ke sana enggak ada, kapal enggak ada, mau mendarat bagaimana sampai di sana."
"Jadi itu bagaimana Menteri Perhubungan berkoordinasi dengan polisi, BNPB, semuanya bisa betul-betul menutup," pungkasnya.
Simak video berikut ini menit ke-3.05:
Tanggapan Mahfud MD soal Larangan Mudik
Di sisi lain, sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara soal jalannya larangan mudik untuk mencegah penularan Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Mahfud MD menilai sejauh ini larangan mudik sudah berjalan lancar dan ditaati oleh banyak masyarakat.
Meskipun begitu, ia tak memungkiri jika masih ada warga yang nekat berusaha pulang ke kampung halaman.
Hal itu disampaikan Mahfud MD melalui tayangan YouTube metrotvnews, Senin (27/4/2020).
• Beberkan Risiko Penularan Corona saat Mudik, dr Erlina Burhan: Jika Sayang Keluarga, Jangan Pulang
Pada kesempatan itu, Mahfud MD mengklaim semua petugas sudah bekerja dengan baik dalam mencegah warga mudik ke kampung halaman.
"Ada beberapa larangan mudik, pertama aparat kita sudah terlihat kerja, mulai tegas," jelas Mahfud MD.
Namun, hingga kini menurut Mahfud MD masih banyak warga yang nekat mudik meskipun dilarang.
Bahkan, menurut dia banyak warga yang terpaksa puta balik saat ketahuan akan mudik ke kampung halaman.
"Tapi memang rakyat kita banyak yang masih (mengira) seakan-akan ini main-main, sehingga banyak yang terpaksa tidak boleh keluar Jakarta harus balik dan yang mau masuk juga dicegah," terang Mahfud MD.
"Itu bagus."
• Viral Foto Bus AKAP Sembunyikan Penumpang Dalam Bagasi di Tengah Larangan Mudik karena Virus Corona
• Refly Harun Bela Jokowi soal Mudik dan Pulang Kampung: Karena Kita Tahu Netizen Sangat Berkuasa
Lebih lanjut, Mahfud MD menyinggung soal bantuan sosial yang diberikan pada warga terdampak Virus Corona.
Ia menjelaskan, hingga kini pemerintah masih mengalami sejumlah kendala untuk menyalurkan bantuan.
Satu di antaranya yakni banyaknya penduduk DKI Jakarta yang tak memiliki KTP Ibu Kota.
"Kemudian masalah pemberian bantuan sosial masih menghadapi beberapa kendala," ujar Mahfud MD.
"Kita sudah siap dengan materi bantuan tapi banyak sekali penduduk di Jakarta, banyak kaum miskin kota yang tidak terdaftar karena tidak pynya KTP, tidak punya rumah."
Tak hanya itu, Mahfud MD juga menyebut anjuran beribadah di rumah saat Ramadan juga dilaksanakan dengan baik.
Meskipun dia juga tak memungkiri ada segelintir warga yang masih nekat beribadah di masjid saat Ramadan.
"Sehingga kalau mau dicari, mau dikasih itu gimana? Ternyata itu banyak sekali," jelas Mahfud MD.
"Dan yang lain-lain tentu pelarangan mudik jalan, kemudian tarawih di rumah, tidak ada lagi buka bersama itu nampaknya berjalan cukup baik."
"Meskipun di sana-sini masih banyak orang yang masih mau melakukan," tukasnya. (TribunWow.com)