Virus Corona
Masyarakat Tetap Mudik meski Dilarang, Pengamat: Pulang adalah Pilihan Rasional Sekaligus Emosional
Pengamat menyampaikan fernomena masyarakat yang tetap bersikukuh untuk mudik meski di tengah pandemi adalah hal yang rasional sekaligus emosional.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Apalagi dalam konteks Indonesia ada budanya ketuk pintu belakang, kalau ada pa-apa kurag apa tinggal ketuk pintu tetangga dan sebagainya," tambahnya.
Di sisi lain, kehidupan sosial di kota bagi masyarakat perantau juga tidak menjamin.
Sebab, mereka datang ke kota sebagai orang asing dan hanya untu menumpang mencari rezki semata.
Karenanya dalam kondisi pandemi seperti ini, ketika sosialisasi dan perekonomian macet perantau secara tidak langsung akan terisolasi.
Maka tidak ada pilihan lain untuk bertahan selain pulang ke kampung halaman.
"Sedangkan orang-orang migran di kota cenderung merasa sebagai 'alien' di kotanya," terang Devie menganalogikan.
"Karena apa, kanan kiri kita enggak kenal, kita datang ke sana sebagai orang asing yang kemudian setiap harinya juga sibuk bekerja."
"Katika semuanya dimatikan, artinya tidak ada pekerjaan dan sebagainya mereka betul-betul merasa terisolasi,"
"Sehingga pulang ke kampung itu menjadi pilihan yang rasional sekaligus emosional," tandasnya.
• Pengamat Setuju Pemerintah Persuasif soal Penanganan Corona: Kalau Represif, Ada Guncangan Sosial
Simak videonya mulai dari menit awal:
Pengamat Setuju Pemerintah Persuasif soal Penanganan Corona
Pada kesempatan yang sama, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Devie Rahmawati setuju cara yang diambil oleh pemerintah adalah bersifat persuasif.
Seperti yang diketahui pemerintah dari awal memang mengedepankan imbauan ketimbang penegakan sanksi yang tegas.

• Viral Foto Bus AKAP Sembunyikan Penumpang Dalam Bagasi di Tengah Larangan Mudik karena Virus Corona
Devi juga membenarkan pemerintah yang lebih memilih penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) daripada karantina wilayah.