Virus Corona
Pengamat Setuju Pemerintah Persuasif soal Penanganan Corona: Kalau Represif, Ada Guncangan Sosial
Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona yang lebih memilih tindakan persuasif.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Devi Rahmawati setuju cara yang diambil oleh pemerintah adalah bersifat persuasif.
Seperti yang diketahui pemerintah dari awal memang mengedepankan imbauan ketimbang penegakan sanksi yang tegas.

• Viral Foto Bus AKAP Sembunyikan Penumpang Dalam Bagasi di Tengah Larangan Mudik karena Virus Corona
Devi juga membenarkan pemerintah yang lebih memilih penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) daripada karantina wilayah.
Kemudian untuk larangan mudik pun penegakannya juga lebih mengutamakan rasa kemanusiaan.
Hal ini disampaikan Devie Rahmawati dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Senin (27/4/2020).
Menurutnya, tidak perlulah dengan cara represif yang tegas, seperti misalnya harus dipukuli ataupun sampai dipenjarakan.
"Menurut hemat saya kalau bicara sanksi, apa yang dipilih pemerintah dengan PSBB ini sebenarnya lebih tepat, karena semuanya sifatnya persuasif, dibandingkan dengan karantina yang sifatnya represif," ujar Devie Rahmawati.
"Apa kita iya siap dengan kemudian ditembak, dipukuli atau dipenjara dan sebagainya."
Devi kemudian beranggapan tidak ada yang salah dari penanganan Virus Corona di Indonesia.
Ia bahkan tidak setuju dengan anggapan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang tidak taat atau melanggar, termasuk juga penerapan PSBB yang dirasa gagal.
• Pesan Dokter Mikhael Marampe sebelum Meninggal, Kuatkan Rekan-rekan Tenaga Medis Tangani Corona
Menurutnya, jauh lebih banyak masyarakat yang sudah taat dengan mengikuti imbauan dan aturan dari pemerintah.
Sedangkan yang melanggar hanyalah sebagian kecil, itupun bisa diatasi dengan baik.
"Jadi artinya bukan persoalan sanksi, tapi kalau kita lihat secara total sebenarnya yang taat jauh lebih banyak," kata Devi.
"Kalau kita lihat misalnya riset yang paling gampang pergerakan lewat Google semua sekarang sudah menurun, itu sudah kelihatan," jelasnya.