Breaking News:

Virus Corona

Pengamat Setuju Pemerintah Persuasif soal Penanganan Corona: Kalau Represif, Ada Guncangan Sosial

Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona yang lebih memilih tindakan persuasif.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Youtube/Talk Show tvOne
Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Devi Rahmawati setuju cara yang diambil oleh pemerintah adalah bersifat persuasif.

Seperti yang diketahui pemerintah dari awal memang mengedepankan imbauan ketimbang penegakan sanksi yang tegas.

Polisi menghalau mobil bus yang membawa penumpang di jalan tol Jakarta-Cikampek untuk keluar ke Gerbang tol Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan 24 April 2020 pukul 00.00 WIB. Polda Metro Jaya melarang kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang keluar dari wilayah Jabodetabek. Pemeriksaan dan penyekatan kendaraan tersebut akan dilakukan di 18 titik pos pengamanan terpadu dan pos-pos check point di jalur tikus dan perbatasan.
Polisi menghalau mobil bus yang membawa penumpang di jalan tol Jakarta-Cikampek untuk keluar ke Gerbang tol Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Pemeriksaan dan penyekatan kendaraan tersebut akan dilakukan di 18 titik pos pengamanan terpadu dan pos-pos check point di jalur tikus dan perbatasan. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Viral Foto Bus AKAP Sembunyikan Penumpang Dalam Bagasi di Tengah Larangan Mudik karena Virus Corona

Devi juga membenarkan pemerintah yang lebih memilih penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) daripada karantina wilayah.

Kemudian untuk larangan mudik pun penegakannya juga lebih mengutamakan rasa kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Devie Rahmawati dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Senin (27/4/2020).

Menurutnya, tidak perlulah dengan cara represif yang tegas, seperti misalnya harus dipukuli ataupun sampai dipenjarakan.

"Menurut hemat saya kalau bicara sanksi, apa yang dipilih pemerintah dengan PSBB ini sebenarnya lebih tepat, karena semuanya sifatnya persuasif, dibandingkan dengan karantina yang sifatnya represif," ujar Devie Rahmawati.

"Apa kita iya siap dengan kemudian ditembak, dipukuli atau dipenjara dan sebagainya."

Devi kemudian beranggapan tidak ada yang salah dari penanganan Virus Corona di Indonesia.

Ia bahkan tidak setuju dengan anggapan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang tidak taat atau melanggar, termasuk juga penerapan PSBB yang dirasa gagal.

Pesan Dokter Mikhael Marampe sebelum Meninggal, Kuatkan Rekan-rekan Tenaga Medis Tangani Corona

Menurutnya, jauh lebih banyak masyarakat yang sudah taat dengan mengikuti imbauan dan aturan dari pemerintah.

Sedangkan yang melanggar hanyalah sebagian kecil, itupun bisa diatasi dengan baik.

"Jadi artinya bukan persoalan sanksi, tapi kalau kita lihat secara total sebenarnya yang taat jauh lebih banyak," kata Devi.

"Kalau kita lihat misalnya riset yang paling gampang pergerakan lewat Google semua sekarang sudah menurun, itu sudah kelihatan," jelasnya.

Halaman
123
Tags:
Virus CoronaCovid-19YouTubePSBB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved