Virus Corona
Bahas Tingginya Tingkat Kematian Pasien Corona di Indonesia, Prof Wiku Singgung soal Deteksi Dini
Wiku Adisasmito mengatakan, keterbatasan alat deteksi dini dan keterlambatan diagnostik yang menyebabkan tingkat kematian akibat Virus Corona tinggi.
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, keterbatasan alat deteksi dini dan keterlambatan diagnostik yang menyebabkan tingkat kematian akibat Virus Corona di Tanah Air cukup tinggi pada saat ini.
Pihaknya berusaha keras mengatasi hal ini.
“Kita berusaha meningkatkan kapasitas laboratorium dengan memperbanyak reagen PCR dan sumber daya manusia (SDM) untuk mendeteksi pasien yang terjangkit Covid-19,” ujarnya dalam telekonferensi pers di Jakarta, Kamis (23/4).

Terkait reagen PCR, kata Wiku, memang pemerintah saat ini masih bergantung kepada reagen impor yang sulit untuk didapatkan.
Oleh karena itu, pihaknya akan mencoba memproduksi sendiri reagen yang menjadi penunjang untuk deteksi dengan metode PCR.
Dia menjelaskan produksi sendiri reagen PCR dilakukan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan sejumlah universitas.
• Pilih Mundur dari Bursa Pilkada Solo di Tengah Pandemi Corona, Achmad Purnomo: Saya Tak sampai Hati
“Saat ini sudah dalam tahap uji coba produksi pertama," ujarnya.
Juru Bicara penanganan kasus Virus Corona Dr Achmad Yurianto mengakui sulitnya mendapatkan PCR pada masa pandemi ini, karena semua negara membutuhkannya.
Meski begitu, perlahan namun pasti pihaknya secara bertahap sudah mendapatkan reagen yang akan didistribusikan kepada 43 laboratorium yang melakukan metode PCR tersebut.
“Pada 16 April kita sudah mendapatkan 10.000 tes, 19 April 50.000 tes, 21 April 21.300 tes, dan hari ini akan kita datangkan lagi 15.000 tes yang saat ini sedang dalam penerbangan dari Korea Selatan ke Jakarta."
"Kita berharap malam ini sudah tiba. Tanggal 24 April kita akan berharap 400.000 tes sudah bisa kita terima," ujar Yuri.
"Tugas selanjutnya setelah kita mendapatkan reagen ini adalah mendistribusikan ke seluruh laboratorium yang mampu dan memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan, sehingga pengujian sampel secara masif bisa kita lakukan."
"Sehingga PDP yang saat ini sedang dirawat, di berbagai rumah sakit bisa kita periksa."
"Termasuk pasien konfirmasi positif yang sedang dirawat bisa segera kita ikuti perkembangan laboratoriumnya,” imbuhnya.
• Penghasilan Merosot karena Dampak Corona, Perantau Harus Rela Tinggal di Bangunan Tak Layak
Dalam kesempatan ini Yuri kembali menegaskan soal transparansi data Covid-19 yang sempat diragukan oleh beberapa pihak termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI).