Breaking News:

Virus Corona

Prediksikan Wabah Corona bakal Berakhir pada Juli 2020, Jokowi di Mata Najwa: Saya Ingin Optimis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan prediksinya soal puncak wabah Virus Corona yang melanda Indonesia.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube Najwa Shihab
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam tayangan YouTube Najwa Shihab, Rabu (22/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan prediksinya soal puncak wabah Virus Corona yang melanda Indonesia.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi berharap kondisi Indonesia seusai dilanda Virus Corona bisa berangsur membaik pada Juli 2020 mendatang.

Bahkan, ia mengaku ingin optimis terhadap prediksinya tersebut.

Hal itu disampaikan Jokowi melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (22/4/2020).

Haris Azhar Ungkap Kelebihan Jokowi Tangani HAM, Refly Harun: Saya Pikir Positifinya Minim Sekali

Jokowi mengaku banyak mendapat laporan yang berbeda-beda tentang prediksi sejumlah ahli kapan Virus Corona berakhir.

"Setiap hari masuk ke saya hitungan-hitungan kapan puncaknya dan kapan akan turun, hitung-hitungannya dengan model matematis yang berbeda-beda," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, perbedaan prediksi itu bahkan menyebut Virus Corona akan berakhir antara bulan April hingga Juni 2020 mendatang.

"Ada yang menyampaikan di situ minggu kedua April sudah puncak dan akan turun, ada yang menyampaikan minggu terakhir April, ada yang mengatakan awal Mei," ucap Jokowi.

"Ada mengatakan pertengahan Mei, ada yang mengatakan Juni, berbeda-beda semua."

Terkait hal itu, Jokowi menyebut prediksinya sendiri bahwa Virus Corona bakal berakhir Juli 2020 mendatang.

Ia pun mengaku ingin optimis prediksinya itu akan terwujud.

Pilih PSBB ketimbang Lockdown, Jokowi Bantah Minim Anggaran Jadi Alasan: Negara Mana yang Berhasil?

Ditanya Najwa Mengapa Sikapnya Berubah soal Transparansi Data, Jokowi: Negara Manapun Tak Mampu

"Karena Virus Corona ini barang baru, Covid-19 ini barang baru yang hitungannya menurut saya bisa dihitung dengan cara yang berbeda-beda dan hasil yang berbeda-beda," terang Jokowi.

"Kalau ditanya ke saya, ya saya ingin optimis, saya ingin optimis Juli sudah masuk pada posisi ringan."

Karena itu, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk disiplin dan mematuhi imbauan pemerintah.

Hal tersebut dinilainya perlu dilakukan karena kedisiplinan masyarakat menjadi kunci penanganan Virus Corona di Indonesia.

"Sehingga puncaknya kita harapkan pada bulan Mei ini sudah pada puncak, sehingga turun dan landai lagi," terang Jokowi.

"Tapi dengan catatan masyarakat memiliki kedispilinan yang kuat, kuncinya di situ."

Melanjutkan penjelasannya, Jokowi lantas juga mengimbau warga untuk tak lupa menjaga diri dan lingkungan untuk menghindari paparan Virus Corona.

Dengan itu, Jokowi yakin Indonesia mampu segera melewati pandemi ini.

"Disiplin yang kuat, jadi kalau berulang-ulang saya sampaikan cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dalam berinteraksi dengan lingkungan serta jauhi kerumunan," kata Jokowi.

"Itu penting, dengan disiplin yang kuat, keinginan kita tadi insyaAllah bisa kita lalui pandemi ini," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-1.37:

Alasan Tak Lakukan Lockdown

Pada kesempatan itu, sebelumnya Jokowi menjelaskan mengapa pemerintah tidak menerapkan lockdown di Indonesia untuk mengatasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Jokowi pertama memaparkan bahwa Jakarta membutuhkan dana sebesar Rp 550 miliar per hari untuk menghidupi masyarakat apabila diberlakukan lockdown.

Ia juga mengatakan sampai saat ini belum ada negara yang berhasil mengatasi Covid-19 lewat solusi lockdown.

 Najwa Shihab Singgung Jalan Masih Ramai meski PSBB, Jokowi: Aktivitas Bisa Dilakukan tapi Jaga Jarak

Dikutip dari wawancara eksklusif Jokowi dengan presenter kondang Najwa Shihab, Senin (21/4/2020), awalnya Najwa menanyakan bagaimana tanggapan Jokowi terhadap orang-orang yang mau tidak mau harus keluar untuk bekerja.

RI 1 menjawab memang pilihan yang sulit bagi masyarakat untuk berdiam diri di rumah menghindari Covid-19, atau tetap pergi keluar untuk bekerja.

"Itu memang pilihan-pilihan yang semuanya tidak enak," kata Jokowi.

"Dan kita semuanya harus menyadari bahwa di luar itu masih banyak."

Ia kemudian memaparkan sejumlah pekerjaan yang mau tidak mau harus keluar bekerja di tengah pandemi Covid-19.

"Buruh harian, pekerja harian, pedagang-pedagang asongan, ini hidupnya harian," kata dia.

Jokowi mengatakan keputusan mengenai para pekerja tersebut harus diambil secara hati-hati, supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Ini juga yang harus menjadi hitungan, kalkulasi kita, jangan sampai kita ingin menyelesaikan sebuah masalah, tapi muncul masalah baru yang lain, yang lebih besar, kalau kita tidak hitung, dan kalkulasi," jelasnya.

 Evaluasi 13 Hari PSBB DKI Jakarta, Pengamat Kebijakan Publik Soroti Aturan dan Ketegasan Aparat

Tak Ada Lockdown yang Sukses

Kemudian Najwa menanyakan kepada Jokowi, apakah anggaran pemerintah cukup untuk mengayomi masyarakat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Najwa menyinggung PSBB tidak mengharuskan pemerintah menjamin kehidupan rakyat.

Ia bahkan mengibaratkan PSBB layaknya karantina wilayah gratisan, dimana pemerintah tidak memilki tanggung jawab untuk menyuplai bantuan kepada masyarakat.

Jokowi menjawab bahwa karantina wilayah adalah hal yang sama dengan lockdown, dimana transportasi dimatikan total, dan masyarakat harus di rumah.

"Kalau yang namanya karantina wilayah itu kan sama dengan lockdown," kata dia.

"Artinya apa? Masyarakat harus hanya di rumah, bus berhenti enggak boleh keluar, taksi berhenti, ojek berhenti, pesawat berhenti, kereta api berhenti, MRT berhenti, KRL, semuanya berhenti, hanya di rumah," lanjutnya.

Jokowi mengaku, dirinya pernah memperhitungkan apabila Jakarta diberlakukan lockdown, pemerintah membutuhkan Rp 550 miliar untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat tercukupi.

"Untuk Jakarta saja pernah kami hitung-hitungan per hari membutuhkan Rp 550 miliar, hanya Jakarta saja," terangnya.

"Kalau Jabodetabek tiga kali lipat, itu per hari." (TribunWow.com)

Tags:
Virus CoronaPresiden Joko Widodo (Jokowi)Mata NajwaNajwa Shihab
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved