Virus Corona
Soal Terapi Plasma untuk Penyembuhan Pasien Covid-19, Brigjen Budi Sulistya: Sama dengan Donor Darah
Terapi Plasma sebagai salah satu solusi penyembuhan Virus Corona kini masih terus diuji coba dan dinantikan efektifitasnya.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Wakil Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya, menjelaskan mekanisme terapi plasma darah sebagai satu metode penyembuhan pasien Covid-19.
Dikutip TribunWow.com, Tim kesehatan RSPAD Gatot Subroto bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Eijkman dan Bio Farma Bandung melakukan uji konvalesen plasma atau plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
Metode pengobatan ini disebut telah berhasil di beberapa negara dalam mengatasi pelbagai kasus penularan virus.

• Apakah Virus Corona yang Menempel Bisa Mati jika Terkena Sinar Matahari? Ini Penjelasan Dokter
• Puasa Ramadan 2020/1441 Hijriyah, Berikut Tata Cara dan Niat Salat Tarawih - Salat Witir
Dalam uji klinis saat ini, Brigjen Budi menyebut RSPAD telah mengantongi izin penelitian dari komisi etika pelayanan penelitian kesehatan.
Kini, RSPAD juga telah melakukan uji coba sampel kepada beberapa pasien Covid-19.
Namun, tahap tersebut baru sebagai uji klinis dan belum diketahui sejauh mana efektifitasnya terhadap pasien Virus Corona.
"Kami sampaikan bahwa tim peneiliti sudah mengantongi izin etik untuk melakukan pelayanan dan penelitian," ujar Brigjen Budi dikutip dari kanal Kompas TV, Rabu (22/4/2020).
"Saat ini kami sudah melakukan beberapa proses pengambilan sampel dari beberapa donor sesuai protokol penelitian kami sudah memberikan kepada pasien," tambahnya.
Secara sederhana, metode dilakukan dengan mengambil plasama darah dari pasien sembuh Covid-19.
Plasma tersebut kemudian ditransfusikan kepada pasien yang masih terjangkit.
Brigjen A Budi Sulisty mengtakan, sejauh ini di RSPAD telah terdapat 4 pendonor mantan pasien Virus Corona yang siap diambil plasmanya.
• Cara Berhenti Menyentuh Wajah Terus-terusan agar Terhindar dari Virus Corona
• Cara Dapatkan Rapid Test Virus Corona Gratis, Dilakukan secara Drive Thru pada 2 Tempat di Jakarta
"Saat ini sudah terkumpul 4 pendonor yang siap, dan saya menilai dari jatah yang ada yang masuk ke kami semakin banyak pasien-pasien yang sembuh dari Covid-19 ingin menjadi donor," terangnya.
"Tentu kami mempunyai kriteria inklusi, ada kriteria Donor tersebut bisa kita ambil atau tidak," tambahnya.
Meski begitu, tidak semua sampel plasma dari pasien sembuh bisa digunakan sebagai donor.
Sebelum diambil plasmanya, sampel darah tentu saja di screening telebih dahulu untuk memastikan aman dari pelbagai infeksi penyakit.
Setelah itu, barulah darah bisa diekstrak dan diambil plasmanya.
"Jadi prinsipnya hampir sama dengan donor sarah, pada awalnya kita ambil untuk dilakukan sreening untuk dilakukan pemeriksaan adanya infeksi melalui transfusi darah."
"Sehingga sapel ini benar-benar aman, nanti diperiksa untuk dipinggirkan dari HIV, HBsAG, HCV, kemudian termasuk Sifilis dan sebagainya supaya sampel ini aman."
"Setelah memenuhi kriteria baru kita melakukan pengambilan plasma, kita ambil sebanyak 200 cc plasma,"
Dijelaskan pula, plasma merupakan komponen dalam darah yang mengandung anti bodi.
Dengan mengekstrak plasmanya, maka akan diperoleh plasma yang mengandung antibodi untuk dilakukan imunisasi kepada pasien Covid-19.
"Kenapa plasma, di dalam darah itu ada banyak komponen, ada plasma, eritrosit, leukosit, nah ini di pisahkan, karena antibodi ini di plasma," terang Brigjen Budi.
"Sehingga dengan mengekstrak plasmanya itu kita memperoleh plasma yang mengandung antibodi," tandasnya.
Simak video selengkapnya:
Apakah Virus Corona yang Menempel Bisa Mati jika Terkena Sinar Matahari?
Penyebaran Virus Corona atau Covid-19 sangat cepat, bahkan sudah banyak warga di dunia terinfeksi virus ini.
Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk terus melakukan jarak sosial atau physical distancing selama pandemi Covid-19.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk terus mencuci tangan hingga mengenakan masker.
• Cara Dapatkan Rapid Test Virus Corona Gratis, Dilakukan secara Drive Thru pada 2 Tempat di Jakarta
Namun banyak yang menjadi pertanyaan terkait penyebaran Virus Corona.
Satu di antaranya adalah pertanyaan apakah Virus Corona yang menempel di benda mati bila terkena sinar matahari.
"Apakah Virus Corona menempel pada benda-benda di luar rumah seperti motor, pagar apakah akan hilang dengan sendirinya bila terkena sinar matahari," tanya seorang warga seperti dikutip dari tayangan KompasTV, Rabu (22/4/2020).
Mengenai hal itu, Dokter Spesialis Paru asal Indonesia, dr Muhammad Fachri memberikan penjelasannya.
Muhammad Fachri menjelaskan Virus Corona bisa menempel di benda-benda mati hingga 5 hari.
"Sebenarnya virus ini bisa hidup dalam keadaan suhu 24-25 derajat celsius dengan kelembapan kurang lebih sekitar 45 persen, dan dapat hidup selama 5 hari di benda-benda mati," jelas Muhammad Fachri.
• Bolehkah Pasien Terinfeksi Virus Corona Menjalankan Ibadah Puasa? Berikut Anjuran dari Dokter
Lebih lanjut, Muhammad Fachri menjelaskan bahwa Virus Corona bisa mati lebih cepat jika terkena sinar matahari atau suhu di atas 25 derajat celsius.
"Tapi dengan sinar matahari dan suhu yang melebihi itu, virus tersebut akan segera mati, jadi itu bisa memudahkan proses untuk mematikan dari virus itu," ungkap Muhammad Fachri.
Mengenai lama waktu, Muhammad Fachri mengatakan hal itu tergantung dari suhu yang ada di sekitar benda tersebut.
"Kalau perbandingannya sekitar 25 derajat celsius ya sekitar 5 hari, tapi kalau lebih dari itu tentunya akan lebih singkat lagi waktunya," kata dia.
• Curhat di ILC Makin Merugi Pasca PSBB, Pengusaha Restoran: Sampai Bulan Juni Kita Sudah Inalillahi
Lihat video selengkapnya mulai menit 5:15:
(TribunWow.com/Rilo/Vintoko)